BicaraIndonesia.id, Surabaya – Kebun Raya Mangrove Surabaya telah diresmikan Rabu 26 Juli 2023 atau bertepatan pada Peringatan Hari Raya Mangrove Internasional.
Kebun raya yang memiliki luas total 34 hektar tersebut, diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) yang sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI).
Peresmian juga dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dalam sambutannya, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya bisa dibilang terunik di antara 45 kebun raya yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
“Ini salah satu yang menurut saya dikelola dengan sangat-sangat baik dan konsisten. Karena tidak semua pemerintah daerah berhasil mengelola secara konsisten,” kata Laksana Tri Handoko, seperti dikutip pada Kamis, 27 Juli 2023.
Ia juga menjelaskan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2019, BRIN berkewajiban untuk membina dan membuat penetapan status kebun raya yang telah diusulkan oleh pemerintah daerah.
“Ini (Kebun Raya Mangrove Surabaya) salah satu yang bisa saya sampaikan yang terbaik. Jadi selamat untuk warga Surabaya, kita ikut bangga,” ujar Handoko, sapaan lekatnya.
Menurutnya, penetapan Kebun Raya Mangrove Surabaya ini telah melalui sejumlah tahapan panjang. Yakni, sejak dimulai pada tahun 2017 atau ketika masih dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Singkatnya kami menerima surat Bu Risma yang pertama 2017 itu dan baru 2018 ada surat penetapan lokasi. Kemudian ini berlanjut sampai setelah pandemi itu, baru sekarang akhirnya kami dapat mengeluarkan penetapan,” tuturnya.
Ia menyebut bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki 57 koleksi yang sudah diidentifikasi. Namun dari 57 koleksi itu, yang sudah diregistrasi secara resmi jumlahnya ada 17 spesies.
“Jadi kita masih ada PR (pekerjaan rumah) Pak Wali. Jadi kami akan terus siap untuk membina dan mendampingi Kebun Raya Mangrove ini,” jelasnya.
Sebagaimana yang sudah diamanatkan dalam Perpres, Handoko menyatakan, kebun raya menjadi pusat konservasi eksitu atau pelestarian di luar habitat aslinya. Selain itu juga sebagai konservasi insitu untuk berbagai biodiversitas atau keanekaragaman hayati.
“Jadi kebun raya ini merupakan satu-satunya, kalau bisa dibilang tools (alat) kita untuk menjaga biodiversitas kita. Karena Indonesia itu pemilik biodiversitas terbesar di dunia, kalau darat dan laut. Kalau darat saja itu nomor dua setelah Brasil,” sebutnya.
Di samping itu, ia menuturkan, bahwa BRIN tidak hanya sekadar melakukan konservasi. Namun saat ini pihaknya juga sudah menyiapkan untuk bagaimana memanfaatkan biodiversitas itu menjadi obat, pangan hingga berbagai teknologi canggih.
“Itu yang sudah kami siapkan, dan waktu itu sudah dikunjungi juga oleh Ibu Megawati bulan lalu di Cibinong. Jadi itu akan menjadi sentra pusat-pusat bagaimana kita bisa memanfaatkan biodiversitas yang ada, termasuk nanti yang dari mangrove ini dengan segala macam biota flora dan fauna yang ada di dalamnya,” tuturnya.
Bahkan, Handoko menyatakan, tidak menutup kemungkinan Kebun Raya Mangrove Surabaya terdapat mikroba yang dapat menjadi obat cancer. Pasalnya, kata dia, tim riset dari BRIN sebelumnya juga pernah menemukan mikroba di teluk Jakarta.
“Itu berpotensi menjadi obat cancer colon, misalnya. Jadi hal-hal seperti ini yang tidak boleh kita lupakan. Jadi kebun raya tidak hanya untuk mengkonservasi, tapi akan menjadi soko guru perekonomian berbasis ekonomi kreatif, berbasis riset Indonesia ke depan,” tegasnya.
Karena itu, Handoko memastikan bahwa BRIN berkomitmen untuk terus mendampingi pengembangan kebun raya di seluruh Indonesia. Baik itu kebun raya yang dikelola langsung oleh BRIN, maupun pemerintah daerah.
“Semoga ke depan Kota Surabaya dan arek-arek Surabaya dapat terus konsisten melakukan pemeliharaan dan terus mengupgrade kebun raya mangrove ini. Sehingga bisa kemudian disinergikan dengan BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) yang sekarang sedang berproses dan insyaallah akan segera terbentuk,” pungkasnya. ***
Editorial: B1
Source: Kominfo Surabaya