Jakarta, Bicaraindonesia.id – Pemerintah sedang bersiap mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan, yang dilanda konflik militer bersenjata sejak 15 April 2023.
“Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat yang tepat untuk bisa melakukan evakuasi dengan tetap mempertimbangkan keselamatan WNI,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melalui keterangan tertulisnya, seperti dikutip dari laman Infopublik.id pada Sabtu (22/4/2023).
Ia mengungkapkan, sehari setelah pertempuran terjadi di Sudan pada 16 April 2023, Kementerian Luar Negeri dan KBRI Khartoum mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Sudan. Pertemuan ini untuk membahas perkembangan terkini mengenai situasi keamanan dan menjelaskan langkah-langkah kontijensi.
Retno juga telah memimpin langsung rapat koordinasi persiapan evakuasi dengan lima perwakilan Indonesia di luar negeri yang ada di Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan Jeddah.
Namun, ia menegaskan, bahwa evakuasi hanya bisa dilakukan jika kedua pihak yang berkonflik, yaitu tentara Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), menyetujui adanya jeda kemanusiaan.
“Jeda kemanusiaan akan menjadi kunci bagi pelaksanaan evakuasi dan keberlanjutan bantuan kemanusiaan,” kata Menlu Retno.
Oleh karena itu, Indonesia melalui perwakilannya di New York, AS, meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera melakukan pertemuan darurat untuk setidaknya membahas desakan internasional agar jeda kemanusiaan dapat diterapkan di tengah konflik yang berkecamuk di Sudan.
Berdasarkan data KBRI Khartoum, tercatat 1.209 WNI tinggal di Sudan yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa di Ibu Kota Khartoum.
Menyikapi status keamanan Sudan yang siaga 1, tim perlindungan WNI KBRI Khartoum sejauh ini telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke tempat perlindungan di KBRI.
Sementara itu, pemerintah mengimbau agar para WNI di Sudan dan keluarga mereka di Indonesia untuk tetap tenang.
“Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga semaksimal mungkin untuk memberikan pelindungan kepada warga negara kita yang berada di Sudan,” ujar Menlu Retno.
Bagi WNI atau keluarganya yang ingin mendapatkan informasi terkini tentang situasi di Sudan dapat menghubungi hotline KBRI Khartoum pada nomor +249 90 797 8701, +249 90 007 9060, dan +249 90 010 5466 atau melalui hotline Pelindungan WNI di Kemlu +62 812 9007 0027.
Sebagai informasi, pertempuran berkecamuk sejak Sabtu (15/4) antara tentara nasional Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Khartoum dan wilayah sekitarnya.
Lebih dari 180 orang tewas dan 1.800 lainnya terluka dalam kekerasan yang sedang berlangsung, menurut angka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketidaksepakatan antara dua rival militer mengenai reformasi militer dan keamanan, yang melibatkan partisipasi penuh RSF di ketentaraan, telah berubah menjadi konflik panas dalam beberapa bulan terakhir.
Sengketa antara kedua belah pihak muncul ke permukaan minggu lalu, ketika tentara mengatakan gerakan baru-baru ini oleh RSF terjadi tanpa koordinasi dan ilegal. ***
Editorial: B1
Source: Infopublik.id