Tak heran jika baru-baru ini berhembus kabar di beberapa daerah di Indonesia, banyak pemilik hotel yang menjual hotel mereka. Bahkan, banyak PHK massal terjadi di beberapa daerah.
Hal ini berbanding terbalik dengan di Amithya Hotel. Mereka memilih bertahan di tengah pandemi ini. Bahkan, kini banyak inovasi yang dihadirkan, baik konvensional hingga digital. Bagi mereka, tiada henti berinovasi adalah kunci bertahan di tengah pandemi ini.
“Kami memilih bertahan, karena memang sektor perekonomian harus kita dukung dan bangkitkan. Tak perlu menyalahkan keadaan, para pelaku hotel baik unit dan management harus bergandengan tangan untuk menggalakkan kembali gairah wisata,” kata CEO Amithya Hotel Rucita Permatasari dalam keterangan resminya, Kamis (18/2/2021).
Ia juga mengaku bahwa untuk mendorong inovasi itu, pihak beberapa kali menggelar pertemuan via virtual. Biasanya pertemuan virtual itu diikuti oleh manajemen seluruh unit Pulau Jawa sampai Papua.
Nah, disitulah dia banyak memberikan masukan, saran dan ide cemerlang dalam membangkitkan bisnis perhotelan. Ia juga mengaku terus mendorong mereka untuk tidak pernah berhenti berinovasi.
“Ada banyak ya misal harga paket antar jemput di bandara kalau di Bali, kalau di Surabaya mungkin ada kuliner pizza love dan juga makanan rumah yang diolah rasa bintang lima, Timika dengan kuliner khas dan Sumenep yang tak hanya menawarkan fasilitas tapi juga menawarkan beberapa paket dengan diskon khusus,” katanya.
Sejak 5 tahun berdirinya Amithya Hotel, ia mengakui eksistensinya di dunia perhotelan butuh waktu untuk dapat bersaing dengan management hotel lainnya di Indonesia. Makanya, banyak sekali hal-hal yang perlu dikembangkan.
“Di sosmed pun kami gencarkan delivery order. Kami jualan banyak menu mulai dari harga Rp 25 ribu dan gratis biaya pengantaran. Jadi kami push ke food and beverage, restoran mulai buka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” kata dia. (A1)