Bicaraindonesia.id – Musik patrol merupakan salah satu kesenian rakyat yang kini sudah jarang ditemui di Kota-kota Metropolitan. Masuknya budaya asing, ditambah teknologi yang semakin berkembang, membuat kaum millenial semakin minim untuk tertarik melestarikan kesenian musik tradisional rakyat tersebut.
Melihat hal itu, Karang Taruna Kecamatan Tenggilis Mejoyo mempunyai strategi jitu untuk menarik minat kawula muda agar tertarik dan mau melestarikan kesenian tradisional tersebut. Salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan lomba kesenian rakyat berupa musik patrol.
Ketua Karang Taruna Kota Surabaya, Fuad Bernardi pun mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Kecamatan Tenggilis Mejoyo tersebut. Bahkan, ia optimis jika kesenian tradisional seperti musik patrol bisa terus eksis hingga ke depan.
“Harapan ke depan acara musik patrol seperti ini bisa setiap tahun diselenggarakan, karena kegiatan ini termasuk kegiatan positif di bulan suci Ramadhan,” kata Fuad saat menghadiri acara lomba musik patrol yang bertempat di Jalan Kutisari Surabaya, Kamis (30/5/2019) malam.
Putra sulung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini mengungkapkan, pihaknya juga ingin menerapkan kegiatan lomba musik patrol tersebut ke dalam skala kota.
Menurutnya, dengan mengadakan lomba semacam ini, maka kesenian musik tradisional rakyat ini bisa terus eksis di tengah modernisasi zaman.
“Karang Taruna Kota (Surabaya-red) juga ingin membuat acara seperti ini dalam lingkup kota, agar musik patrol menggema sampai ke seluruh Kota Surabaya,” ujar pria yang baru menjabat Ketua Karang Taruna Kota Surabaya ini.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna, Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya, Zubaidulloh menyampaikan kegiatan lomba musik patrol ini sudah memasuki tahun ke-3.
Selain bertujuan untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan, esensi dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan musik tradisional rakyat yang kini sudah jarang ditemui di Kota Metropolitan.
“Tahun ini jumlah peserta yang mengikuti acara sebanyak 14 grup musik patrol. Mereka beranggotakan minimal 10 dan maksimal 20 orang,” kata Ubaid sapaan
lekatnya.
Dalam lomba kali ini, para peserta akan memperebutkan juara 1 sampai 3. Masing-masing juara akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan beserta trophy dan sertifikat.
Namun sebelumnya, mereka dituntut untuk menampilkan pertunjukkan yang semenarik mungkin di atas panggung. Tak jarang para penonton pun terlihat terpukau oleh pertunjukkan yang mereka suguhkan.
Ubaid optimis jika kesenian musik patrol tersebut bisa terus eksis dan diminati oleh masyarakat jika dikemas dengan cara yang apik dan menarik. Salah satunya seperti kegiatan lomba musik patrol di bulan suci Ramadhan.
“Karena itu ke depan kegiatan lomba ini akan terus kami selenggarakan sebagai acara tahunan,” pungkasnya. (*/A1)