Bicaraindonesia.id – Menanggapi isu polusi udara yang melanda wilayah DKI Jakarta, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan opsi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca atau biasa juga disebut Hujan Buatan.
Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia terkait pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) tersebut.
“TMC di sini pertama bukan TMC Polri ya. Tapi, TMC yang dilakukan oleh BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), adalah sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan. Agar proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami,” kata Hammam, Kamis (04/07/19).
Ia menjelaskan, hujan buatan tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan. Sebab, teknologi ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan.
Caranya, dengan melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air). Dengan begitu proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
“Tentunya ini juga tidak lepas dari ketergantungan terhadap ketersediaan yang diberikan oleh alam. Artinya jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitupun sebaliknya,” jelasnya
Menurutnya, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dapat diterapkan untuk menjadi solusi dalam mengurangi polusi udara. “Melalui modifikasi cuaca, hujan yg turun diharapkan mampu mereduksi polutan yg terjebak di udara,” imbuhnya.
Pesawat Khusus
Untuk melakukan Operasi TMC, butuh sebuah pesawat yang biasanya dimodifikasi khusus untuk operasi TMC. Selain untuk mengangkut kru, pesawat itu juga digunakan membawa bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan.
Perlu diketahui bahwa BPPT RI melalui BBTMC nya, telah berpengalaman dalam menerapkan teknologi itu untuk mengurangi polusi udara. Pada 2018 misalnya, TMC diterapkan di Provinsi Sumatera Selatan untuk mengurangi potensi kabut asap akibat karhutla saat penyelenggaraan Asian Games.
Hammam mengungkapkan, sampai saat ini, layanan modifikasi cuaca ini telah dimanfaatkan sebagai solusi teknologi dalam berbagai permasalahan, seperti penanggulangan kebakaran hutan lahan dan asap. Selain itu, juga digunakan untuk mengisi waduk sebagai pembangkit listrik maupun irigasi, serta operasi lainnya.
“Prinsipnya kami siap mendukung rencana tersebut, serta melakukan yang terbaik, guna membuktikan teknologi anak bangsa pun mampu hadir sebagai solusi terbaik untuk negeri ini,” pungkasnya.