Bicaraindonesia.id – APC (Air Picture Compiler) milik KRI Sultan Hasanuddin-366 telah mendeteksi kontak udara musuh berupa kontak IFF. Prosedur AAW (Anti Air Warfare) pun dilaksanakan.
Selanjutnya, kapal perang dari jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmada II ini melaksanakan aksi bela diri dengan mengerahkan segala aset pertahanan udara yang dimiliki, yaitu Tetral Mistral, SKWS Decoy, Meriam OSRG 76 MM, dan Meriam Vector 20 MM.
Kondisi tersebut, merupakan rangkaian Latihan Perkasa A 2022 TNI-AU yang melibatkan KRI Sultan Hasanuddin-366, yang memiliki kemampuan pertahanan udara sebagai Gap Filler. Latihan ini dilaksanakan di perairan sekitaran Kepulauan Tambelan, Jumat (18/3/2022).
Adapun unsur-unsur yang terlibat dalam latihan, di antaranya adalah pesawat Hawk, pesawat B/737, Kosek IKN, KRI SHN-366 serta melibatkan Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) dari TNI AD.
Latihan Perkasa A 2022 yang melibatkan tiga matra yakni, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU ini, bertujuan mempererat jalinan kerja sama yang solid di antara tiga matra dalam melaksanakan operasi pertahanan udara.
Di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Boy Yopi Hamel sebagai Komandan, KRI SHN-366 melaksanakan pertahanan udara dengan memanfaatkan segala aset yang dimiliki. Sehingga 2 pesawat Hawk lawan disimulasikan berhasil dilumpuhkan.
Letkol Laut (P) Boy Yopi Hamel menyampaikan, dengan dilaksanakannya latihan Perkasa A 2022 kali ini menunjukan unsur KRI dari TNI AL memiliki kemampuan pertahanan udara serta mampu melaksanakan tugas dengan baik untuk mendeteksi semua kontak udara.
“Latihan kali ini tidak hanya bertujuan kapal sebagai pengisi Gap Filler, namun tentunya juga bertujuan untuk melatih serta meningkatkan kemampuan prajurit KRI SHN-366 dalam mendeteksi kontak udara. Tentunya melatih profesionalisme perwira peperangan atas air yang menjadi modal utama dalam Peperangan anti Udara,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Dansatkor Koarmada II, Kolonel Laut (P) Andri Kristianto juga menyampaikan, bahwa Latihan PAU (Peperangan Anti Udara) merupakan bentuk pembinaan profesionalisme pengawak KRI di jajaran Satkor Koarmada II yang merupakan pilar utama bagi TNI AL.
Hal ini, kata Dansatkor, sesuai dengan instruksi Panglima Koarmada II, Laksda TNI Iwan Isnurwanto, agar setiap unsur KRI di jajaran Koarmada II selalu menjaga kesiapan tempur untuk menghadapi ancaman yang dinamis. Kesiapan tempur tersebut dapat diasah melalui latihan yang bertahap, bertingkat dan berkelanjutan serta terukur.
Selain itu juga selaras dengan program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono mengenai pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasi yang bersinergi dan mempunyai interoperabilitas tinggi. (Pen2/ T1/A1)


