Bicaraindonesia.id – Pemerintah Indonesia konsisten dengan prinsip bebas aktif dalam menyikapi konflik yang terjadi antara Negara Rusia-Ukraina.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Winardi Hanafi Lucky, melalui keterangan tertulisnya, dalam sebuah webinar yang berlangsung di Jakarta, Jumat (11/3/2022).
“Bebas aktif bukan berarti netral aktif tetapi juga memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik,” kata Winardi sebagaimana dikutip melalui infopublik.id pada Minggu (13/3/2022).
Menurut Winardi, prinsip bebas aktif tidak identik dengan sikap netral. Melainkan, bebas bersikap sesuai dengan kepentingan nasional.
Selain itu, kata dia, sikap Indonesia juga bukan sekadar mengikuti negara lain. Melainkan berkepentingan untuk menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional.
“Indonesia akan terus mendorong agar penggunaan kekuatan dapat dihentikan dan semua pihak dapat menyelesaikan sengketa,” kata Winardi.
Tentang perang Rusia dan Ukraina, Wunardi menyebut, Indonesia menilai bahwa langkah terbaik terhadap situasi tersebut adalah dengan deeskalasi sehingga proses perundingan dapat berjalan lebih efektif dan memungkinkan dibukanya jalur kemanusiaan.
Di samping itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk mencermati isu Ukraina dengan bijak sehingga tidak menimbulkan perpecahan di antara sesama bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia, kata dia, tetap perlu bersatu untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia.
“Terkait posisi Indonesia dalam krisis Ukraina, pemerintah menegaskan bahwa Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina karena kedua negara tersebut adalah sahabat Indonesia,” kata Winardi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin, dan Dubes Rusia untuk RI Ludmila Vorobieva di Jakarta. Inisiatif ini dilakukan Menlu menyusul eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina. (* /A1)