“Saya yakin bahwa kesenian Reog Ponorogo telah memiliki nilai luar biasa sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO”
-Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa-
Bicaraindonesia.id – Kesenian Reog Ponorogo berhasil menjadi nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada tahun 2013.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak semua masyarakat Indonesia turut mendukung baik melalui testimoni maupun sosial media. Dia berharap, Reog Ponorogo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Sehingga, kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo, Jawa Timur ini akan semakin mendunia dan membawa nama baik Indonesia.
“Kenapa disebut nominasi tunggal, karena memang reog hanya ada di Ponorogo. Kalaupun reog dimainkan di Medan atau di Makassar misalnya, ya namanya tetap Reog Ponorogo, bukan reog Medan dan seterusnya. Saya yakin bahwa kesenian Reog Ponorogo telah memiliki nilai luar biasa sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO,” kata Gubernur Khofifah saat acara Kenduri Seni Reog Ponorogo di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Sabtu (26/2/2022) malam.
Dia mengatakan, dalam seleksi wawancara dengan UNESCO, Bupati Ponorogo juga telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian ini. Menurutnya, bulu merak tersebut bukan dicabut, akan tetapi memang dalam kurun waktu tertentu bulu merak tersebut lepas sendiri dari tubuh Merak.
“Kemudian yang belasan tahunan lalu menggunakan kulit harimau saat ini sudah diganti kulit kambing yang kemudian diformat seperti kulit harimau. Kalau dua hal ini sudah terjawab dan meyakinkan UNESCO, Insya Allah Reog Ponorogo akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO,” ujar orang nomor satu di Jatim.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jatim terutama kepada para pegiat media sosial (medsos) untuk memberikan dukungan pada Reog Ponorogo agar lolos sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Caranya, dengan mempromosikan dan memviralkan melalui media sosial dan kanal youtube.
“Saya yakin banyak masyarakat Jatim terutama kaum muda ini yang sering bermedia sosial. Bahkan banyak yang jadi youtuber. Nah, mulai sekarang kita bisa mempromosikan kebudayaan kita, kesenian kita. Salah satunya Reog Ponorogo ini dengan mengunggah di media sosial agar semakin dikenal luas di dunia,” ungkapnya.
Menurut dia, pengajuan Reog Ponorogo ke dalam Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ini menjadi bagian penting sebagai upaya menjaga hak kekayaan intelektual. Dengan pengajuan ini, hal ini menjadi bagian dalam menjaga agar seni khas Indonesia ini tidak diklaim oleh negara lain.
“Ketika dilakukan proses identifikasi kemudian diusulkan sebagai warisan budaya tak benda semoga akan menjadi unggulan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia sehingga seluruh inisiator dan proses budaya yang luar biasa oleh masyarakat Ponorogo menjadi mendunia,” katanya.
“Mohon doa dari kita semua, tidak hanya warga Ponorogo tapi semua di antara kita masyarakat Jatim, masyarakat Indonesia bisa saling memberikan support,” imbuhnya.
Mantan Menteri Sosial RI itu juga menjelaskan, masuknya Reog Ponorogo sebagai nominasi tunggal mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia. Serta, pentingnya menjaga keberlanjutan dan eksistensi budaya dalam hal ini Reog Ponorogo.
“Tidak hanya menjaga eksistensinya, tapi juga membentuk regenerasi dan ekosistem seni Reog Ponorogo yang tangguh. Yakni, dengan memanfaatkan sekolah, sanggar atau bahkan membangun jaringan dengan komunitas reog yang ada di wilayah lain,” katanya.
Tak kalah pentingnya, kata dia, bagaimana membina para pengrajin alat-alat kesenian reog, membantu mereka baik dalam pengembangan keahlian, kreativitas produk dan kualitas yang juga bisa dipadukan dengan pengembangan destinisasi wisata yang terpadu dengan kesenian Reog Ponorogo.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, pihaknya akan terus berusaha dan kerja keras agar dunia mau mengakui Reog Ponorogo. Ia pun menyampaikan terimakasih atas dukungan Gubernur Khofifah kepada Reog Ponorogo.
“Matur nuwun sanget (terima kasih banyaj) dukungannya Ibu Gubernur. Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” pungkasnya.
Sebagai informasi, setiap tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selalu ada proses seleksi bagi warisan budaya tak benda di Indonesia. Kemudian, warisan budaya tak benda Indonesia ini yang menjadi unggulan akan dilanjutkan ke Unesco.
Pemkab Ponorogo sendiri pernah mengusulkan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada tahun 2018, namun belum berhasil. Di tahun tersebut, justru Gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional rakyat Ponorogo yang di dalamnya terdapat unsur-unsur penari warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan barongan. Tarian tersebut diiringi dengan seperangkat instrumen pengiring Reog khas ponoragan yang terdiri dari kendang, kempul (gong), kethuk- kenong, slompret, tipung, dan angklung. (HD/A1)