Bicaraindonesia.id – PT PLN (Persero) menargetkan tahun 2022 dapat mengonversi 250 megawatt Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Upaya tersebut untuk meningkatkan porsi bauran energi bersih, sekaligus menekan impor minyak. Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, melalui keterangan tertulisnya, Senin (31/1/2022).
Menurut Darmawan, pihaknya membuka lelang untuk proyek konversi listrik diesel ke listrik mata hari tersebut.
“Kami sedang melakukan lelang dalam satu sampai dua bulan ini. Saat ini sudah ada 160 peserta yang eligible atau yang memenuhi syarat,” kata Darmawan sebgaiaman dikutip dalam laman resmi Infopublik.id, Selasa (1/2/2022)
Dalam lelang tersebut, PLN membebaskan spesifikasi baterai yang akan dipakai oleh peserta. Perseroan mengedepankan peserta bisa meningkatkan inovasi, sehingga tercipta baterai yang efisien dan punya keandalan operasi.
Program konversi ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama, PLN akan mengonversi sampai dengan 250 megawatt listrik diesel yang tersebar di beberapa titik.
Darmawan menuturkan, pembangkit-pembangkit tersebut akan diganti menggunakan listrik surya dengan tambahan baterai agar pembangkit bisa terus menyala.
“Dengan konversi ke listrik surya dan baterai, maka kapasitas terpasang listrik surya di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 megawatt, sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional,” katanya.
Selanjutnya untuk tahap kedua, PLN akan mengonversi listrik diesel sisanya sekitar 338 megawatt dengan pembangkit energi baru terbarukan lainnya sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.
Sedangkan untuk rencana konversi ke pembangkit berbahan bakar gas, PLN juga bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam upaya konversi tersebut.
Darmawan menambahkan, beberapa pembangkit listrik diesel yang tahun ini juga digarap bersama PGN akan menjadi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU). Program gasifikasi ini menyasar daerah terpencil.
“Kami juga bisa memakai opsi untuk menginterkoneksikan kepada sistem transmisi terdekat yang lebih besar, sehingga masyarakat tetap bisa menikmati listrik yang andal,” pungkasnya. (C1)