Bicaraindonesia.id – Sejak akhir September 2019, Museum 10 Nopember telah dilengkapi dengan teknologi modern berupa Hologram. Teknologi ini menampilkan visualisasi tiga dimensi lengkap dengan suara untuk menarasikan cerita sejarah.
Kepala UPTD Tugu Pahlawan, Museum, Balai Pemuda dan THR Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Rusdi Ismet mengatakan, tujuan dari pemasangan teknologi ini adalah untuk menarik pengunjung datang. Sebab, selama ini ada stigma, saat ke museum pengunjung hanya datang melihat koleksi, kemudian pulang. Dengan adanya Hologram, bisa menjadi media interaktif bagi pengunjung untuk bertanya kepada pemandunya.
“Siapa yang membangun Tugu Pahlawan, kenapa di dalamnya ada tingkatan 11, serta mengapa dibangun dengan konsep paku terbalik,” kata Rusdi, Jumat (18/10/19)
Menurutnya, pemasangan hologram di Museum 10 Nopember, merupakan pertama kali di Indonesia. Nantinya, ia ingin konten yang ada di hologram itu bercerita banyak hal tentang perjuangan.
“Ke depan sesuai arahan Bu Wali Kota, teknologi digital akan terus dikembangkan di museum-museum yang ada di kota Surabaya,” katanya.
Pihaknya berharap, pengembangan teknologi lainnya bisa dipasang pada museum yang ada di Kota Surabaya. Seperti pengggunaan Teknologi Augmented Reality. Teknologi ini telah diterapkan di Museum Fosil, Jerman.
“Dengan teknologi yang diterapkan pada perangkat mobile berbasis android ini, ketika kamera HP diarahkan ke zona fosil, maka akan kelihatan hidup. Dengan cara ini, diharapkan bisa menarik pengunjung datang,” jelas Rusdi.
Museum 10 Nopember yang berada di kawasan Tugu Pahlawan, didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 Nopember 1945 silam.
Desain rungan dari eksterior dan interiornya sangat unik. Dengan luasannya sekitar 1000 meter persegi, seperlima dari lahan Tugu Pahlawan. Secara keseluruhan, museum ini terdiri dari dua lantai.
Disamping auditorium, juga terdapat ruang pamer senjata dan ruangan khusus yang menampilkan dokumentasi selama masa perjuangan.
Di dalam museum, terdapat sejumlah koleksi menarik, seperti diorama, peralatan tempur, topi KNIL hingga benda-benda peninggalan Bung Tomo.
Rusdi menyampaikan, bahwa museum tiap hari buka, mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Berdasarkan data kunjungan, setiap hari jumlah wisatawan yang berkunjung ke museum rata-rata sekitar seribu orang.
“Sebulan, sekitar 30 ribu orang yang berkunjung ke sini (museum), paling ramai di hari Sabtu dan Minggu. Selain wisatawan domestik, sejumlah wisatawan manca negara juga kerap berkunjung, seperti dari Jepang, Korea, dan Belanda,” paparnya.
Kunjungan wisatawan ke museum meningkat terutama menjelang Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember. Pengunjung yang berstatus pelajar gratis masuk museum, sedangkan untuk pengunjung umum tiket masuknya Rp5 ribu.
Rusdi mengungkapkan bahwa UPTD Museum 10 Nopember, berencana mendirikan photo booth multi media di dalam museum, untuk menarik kunjungan para wisatawan.
“Selain mempercantik taman yang ada di sekitar museum, juga akan ada photo booth multi media. Sekarang sedang membuat desainnya,” pungkasnya.