Bicaraindonesia.id – Fenomena Ghozali Everyday, turut menyita perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, keberhasilan Ghozali yang meraih keuntungan miliaran rupiah dari hasil penjualan Non Fungible Token (NFT) melalui marketplace OpenSea menjadi bukti bahwa era disrupsi digital membuka banyak peluang lapangan kerja baru dan usaha atau bisnis berbasis ekonomi kreatif.
“Transformasi digital merupakan suatu keniscayaan di era disrupsi teknologi saat ini. Ada fenomena yang lagi booming yaitu NFT. Jadi mari kita dorong anak muda Jatim untuk memanfaatkan NFT,” kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (17/1/2022).
Gubernur Khofifah menyebut, bahwa pemanfaatan NFT dapat berseiring dengan peningkatan sektor ekonomi kreatif yang menggunakan teknologi digital.
“Ada lukisan, foto, ataupun produk kreatif lainnya bisa ditawarkan di NFT. Dan pola perdagangan di bursa seni digital ini dinilai tidak lagi mempersoalkan karya bagus atau tidak bagus, sepanjang ada yang menyukai maka transaksi akan terjadi. Inilah salah satu peningkatan yang nyata kita lihat dalam sektor ekonomi kreatif,” paparnya.
Di Jawa Timur sendiri, kata dia, sebenarnya sudah banyak talenta-talenta hebat yang kreasinya mengglobal. Meski begitu, dengan cepatnya perkembangan teknologi, ia menilai bahwa peluang baru seperti NFT ini harus terus dimanfaatkan.
“Saya sudah bertemu anak-anak muda sukses yang beberapa di antaranya bahkan masih SMK. Pendapatan mereka di industri kreatif ini fantastis dengan bermodalkan kreativitas mereka saja. Saya ingin, anak-anak muda lain bisa memanfaatkan peluang seperti mereka. Maka saat ada kesempatan relatif baru seperti NFT ini, saya ingin semua bisa ikut beradaptasi,” tuturnya.
Untuk mendukung pemanfaatan NFT dan peluang lainnya, Mantan Menteri Sosial (Mensos) RI itu juga menerangkan, bahwa Pemprov Jatim melakukan berbagai cara untuk menyiapkan wadah sekaligus memfasilitasi talenta ekonomi kreatif yang biasanya diminati anak muda.
Di antaranya adalah penyediaan ekosistem ekonomi kreatif seperti Millenial Job Center (MJC). Program ini sendiri merupakan pengembangan kompetensi yang menekankan pada “On the Job Learning” namun tetap dapat menghasilkan pendapatan.
“Di zaman yang semakin maju teknologi digitalnya, Jawa Timur harus mampu untuk memberikan sarana kreatif bagi masyarakat termasuk generasi milenial. Di situlah hadir program-program seperti Millenial Job Center yang mendukung industri kreatif seperti ini,” jelasnya.
Selain itu, Jawa Timur bahkan sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berbasis ekonomi kreatif di Singosari, Kabupaten Malang. Di mana, KEK ini bahkan memiliki cluster animasi yang menggandeng beberapa studio. Untuk itu, Khofifah berharap agar fasilitas yang dibangun di Provinsi Jatim bisa dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
“Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberi wadah dan memfasilitasi perkembangan ekonomi kreatif. Selebihnya, penggunaannya ada di tangan anak-anak muda disini. Saya harap, masyarakat terutama kaum milenial bisa memanfaatkan ini,” pungkasnya. (SP/HD1/A1)