Bicaraindonesia.id – Senioret Global the Universal Line Dance (SG ULD) Jawa Timur (Jatim) merayakan hari jadinya yang ke-10 dengan meriah, di Graha Mahameru, Surabaya, Minggu (15/12/19).
Sebanyak 350 member dari berbagai sanggar Line Dance di Jatim dan luar Jatim turut hadir dalam kegiatan yang dikemas dengan gathering itu.
Ketua
SG ULD Jatim, Ratna Handayani mengatakan, kegiatan gathering ini dikemas dengan
menari bersama, lomba antar grup, hingga performance. Setidaknya ada 350 member
SG ULD Jatim yang hadir dalam gathering kali ini.
“Setelah
kemarin menyelenggarakan training of trainer (TOT) kepada para instruktur, kali
ini kami mengadakan gathering dalam rangka memperingati hari jadi ke-10 dan
peringatan Hari Ibu,” kata Ratna.
Ia menjelaskan, seluruh peserta yang hadir akan diminta mengeluarkan semua tarian yang sudah diciptakan. Totalnya ada 30 tari dari 30 koreografer. Mereka berasal dari Sidoarjo, Gresik, Tuban, Surabaya, Probolinggo, Jember, Kediri. Bahkan ada pula yang hadir dari Yogyakarta.
“Ada tambahan juga yang hadir dari pusat Jakarta delapan orang,” ujar perempuan berkerudung ini.
Menurutnya,
para peserta yang hadir pun terlihat begitu antusias menari sambil diiringi
irama musik. Selain bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan persahabatan, ada
beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat melalui line dance tersebut.
Seperti, untuk mencegah kepikunan dan osteoporosis.
“Karena
satu lagu itu satu tarian. Walaupun irama sama cha-cha semua, tapi judul
lagunya ini tariannya beda. Di sini kita juga bisa bertemu dengan segala macam komunitas,”
ungkap Ratna.
Menurut
dia, line dance memiliki gerakan yang sama untuk sebuah lagu. Misalkan lagu
Bengawan Solo, ketika dimainkan akan memiliki gerakan sama, meskipun itu
diperagakan di Brunei Darussalam, Amerika, dan lainnya.
“Lucunya
memang seperti itu, gerakannya sama. Kalau ada lagu-lagu dari luar dan memiliki
gerakan yang bagus, kami juga akan mencoba koreografinya,” katanya.
Saat ini, line dance cukup berkembang dengan pesat. Bahkan, Ratna mengakui, line dance tak hanya diikuti oleh kalangan usia tua, yang muda-muda juga mulai tertarik memperagakannya. Sedangkan di Kota Surabaya sendiri, ada 1.000 lebih member dari banyak sanggar.
“Masyarakat umum juga bisa bergabung, banyak sanggarnya, kita tinggal pilih sanggar yang terdekat dengan rumah kita. Tidak ada syarat khusus jika ingin bergabung,” pungkasnya.
Penulis: A1