Bicaraindonesia.id – Sebanyak 1,56 juta dosis vaksin Pfizer yang diperoleh melalui jalur komersial tiba di Indonesia, Kamis (19/8/2021). Kedatangan ini, bersamaan pula dengan 450 ribu dosis vaksin AstraZeneca yang merupakan dukungan dari Pemerintah Belanda melalui kerja sama bilateral.
“Malam ini kita menerima 450 ribu dosis vaksin AstraZeneca yang merupakan dose-sharing dari Pemerintah Belanda. Kedatangan vaksin AstraZeneca adalah pengiriman tahap pertama dari komitmen Pemerintah Belanda untuk memberikan dukungan 3 juta dosis vaksin bagi Indonesia melalui mekanisme kerja sama bilateral dose-sharing mechanism” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi, sebagaimana dilansir dalam laman resmi setkab.go.id, Kamis (19/08/2021).
Menlu menegaskan, bahwa pemerintah akan terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi masyarakat Indonesia demi segera tercapainya kekebalan komunal atau herd immunity.
“Pemerintah juga telah melakukan pembelian 1.560.780 dosis vaksin Pfizer yang telah tiba tadi siang. Kemudian 567.500 dosis vaksin AstraZeneca dan lima juta vaksin Sinovac yang akan diterima besok. Pemerintah akan terus meningkatkan ikhtiar guna menjamin pasokan vaksin untuk kebutuhan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Terkait dukungan vaksin yang diperoleh dari Pemerintah Belanda, Retno mengungkapkan, pembicaraan mengenai dukungan tersebut telah dilakukannya dengan Menlu Belanda Sigrid Kaag dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Den Haag, Belanda, pada tanggal 1 Juli 2021 lalu.
“Atas nama Pemerintah Indonesia saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Belanda atas dukungan dose-sharing vaksin yang telah diberikan, serta kerja sama yang lebih erat ke depannya,” ucapnya.
Dalam keterangan persnya, Menlu mengungkapkan, bahwa tingkat penyebaran kasus COVID-19 secara global masih tinggi. Bahkan, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia atau Dirjen WHO memperkirakan bahwa dengan tren sekarang, jumlah kasus dapat mencapai 300 juta pada awal tahun depan atau bahkan bisa lebih cepat lagi.
Pada periode 12-19 Agustus 2021, beberapa kawasan mengalami kenaikan kasus mingguan, di antaranya Amerika Utara sebesar 12 persen, Eropa 3 persen, dan Oseania 24 persen.
Sementara kawasan ASEAN mengalami penurunan sebesar 0,4 persen. Namun, beberapa negara anggotanya masih mengalami kenaikan signifikan, seperti Brunei Darussalam yang mengalami kenaikan 304 persen, Filipina 41 persen, Vietnam 12 persen, dan Thailand 6 persen.
“Kita di Indonesia alhamdulillah di periode tersebut dapat kembali menekan penyebaran kasus, yaitu sebesar minus 22 persen,” ungkap Menlu.
Untuk mengurangi penyebaran virus, Menlu menyebut, terdapat dua langkah utama yang diambil oleh negara-negara dunia, yaitu pembatasan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan. Selain itu dilakukan percepatan atau akselerasi vaksinasi.
Selain untuk mengurangi risiko penularan, vaksinasi juga dapat mengurangi tingkat keparahan jika tertular COVID-19 sehingga mengurangi jumlah pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit serta mengurangi tingkat kematian.
“Analisis oleh Public Health England menunjukkan bahwa vaksinasi dua dosis efektif dapat mencegah hospitalisasi dan kematian karena varian Delta. Data CDC (Centers for Disease Control) Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa hospitalisasi dan kematian di Amerika Serikat menurun sejak vaksinasi dimulai awal 2021. Sementara, Health Institute menunjukkan 99 persen kematian di Italia terjadi pada penderita COVID-19 yang belum divaksin,” ungkapnya.
Pemerintah, kata Menlu, akan terus bekerja keras untuk memastikan keamanan pasokan vaksin bagi rakyat Indonesia melalui semua jalur dan mekanisme yang tersedia. Sejalan dengan itu, Indonesia juga akan terus menyuarakan agar kesetaraan vaksin bagi semua negara dapat terwujud.
“Penurunan kasus di Indonesia janganlah membuat kita lengah, sebaiknya kita harus terus waspada. Mari kita terus berikhtiar, mari kita bersama-sama terus mendukung program vaksinasi, dan mempercepat laju vaksinasi,” tandasnya. (Setkab /A1)