Bicaraindonesia.id – Sekretaris Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Marsda TNI Jemi Trisnojaya mengajak warga Jawa Timur untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Selain itu, ia juga meminta warga tidak mudah terprovokasi berita hoaks terkait vaksinasi.
Marsda Jemi menjelaskan, di tengah persaingan mendapatkan vaksin, sebagai Warga Negara Indonesia harus bersyukur dan antusias mengikuti vaksinasi.
“Ada kabar yang menyatakan vaksin malah berbahaya bagi tubuh. Padahal seluruh vaksin yang digunakan di Indonesia telah melalui uji kelayakan, efektivitas dan sudah dinyatakan halal,” kata dia sebagaimana dilansir dalam laman resmi Kominfo Jatim, Selasa (3/8/2021).
Mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Marsda Jemi menyebut, merupakan hal yang wajar dialami di bekas suntikan. Sehingga, para peserta tetap menjaga kondisi kesehatan serta mengikuti anjuran dari dokter.
“Vaksinasi juga adalah langkah yang tepat dalam meminimalisir perubahan atau mutasi virus Covid-19 menjadi varian baru, dengan kemampuan penularan lebih cepat. Sehingga menjadi lonjakan kasus positif,” ungkapnya.
Ia juga mengajak masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, meskipun sudah mendapatkan vaksin. Hal seperti itu mencegah masyarakat tidak tertular. “Salah satunya dengan mengikuti vaksinasi ini,” terangnya.
Marsda Jemi menjelaskan, saat ini seluruh negara di dunia sedang berlomba-lomba demi mendapatkan akses vaksin Covid 19. “Bahkan ada negara yang melakukan embargo vaksin dengan memprioritaskan cakupan warga negaranya sendiri,” tuturnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Indonesia melalui kementerian, lembaga hingga berbagai stakholder yang ada telah berupaya untuk mendapatkan vaksin tersebut. Baik melalui jalur diplomasi bilateral maupun secara multirateral yang merupakan kelompok perkumpulan dari berbagai negara yang mendukung kesetaraan dan distribusi vaksin.
Bahkan, lanjut dia, negara berkembang dan miskin juga mendapatkan akses vaksin. Ia pun meminta warga Jatim, khususnya Surabaya untuk segera mengikuti vaksinasi, karena tak semua negara di dunia bisa mendapatkan vaksin. (jnr/A1)