Bicaraindonesia.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat pasca-letusan Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Selain itu, bantuan juga didorong untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak erupsi.
Berdasarkan data BNPB pada Minggu (23/11) pukul 18.00 WIB, sejumlah bantuan telah disalurkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, meliputi bantuan pangan maupun non-pangan.
“Penyerahan bantuan tersebut dilakukan bersama antara BNPB dan perwakilan Komisi VIII DPR. Bantuan dimanfaatkan oleh mereka yang tempat tinggalnya terdampak maupun masyarakat sekitar yang turut terpapar abu vulkanik,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis di Jakarta dikutip Bicaraindonesia.id pada Senin (24/11/2025).
Bantuan yang disalurkan BNPB terdiri dari matras 300 lembar, terpal 300 lembar, selimut 300 lembar, masker medis 200 boks, plastik sampah 200 paket, serta alat kebersihan 150 paket. Untuk bantuan pangan, BNPB memberikan 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako.
Selain distribusi bantuan, personel BNPB turut membantu manajemen logistik, termasuk penataan dan administrasi gudang di pos-pos lapangan wilayah Pronojiwo dan Candipuro.
“Bantuan diprioritaskan kepada mereka yang harus mengungsi di pos-pos pengungsian,” imbuh Muhari.
Data sementara menunjukkan, titik pengungsian berada di SMPN 02 Pronojiwo dengan 307 jiwa dan SDN 04 Supiturang dengan 221 jiwa. Meski berada di pengungsian, warga tetap melakukan aktivitas, seperti membersihkan rumah yang terdampak abu vulkanik maupun tetap bekerja.
BNPB memastikan pelayanan dasar bagi para pengungsi tetap terpenuhi. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk keberadaan dapur umum, turut membantu masyarakat terdampak.
“Sedangkan di bidang medis, dinas setempat juga melakukan pelayanan kesehatan warga,” tutur Muhari.
Tak hanya logistik, BNPB juga melakukan pemetaan wilayah terdampak menggunakan pesawat nirawak. Salah satunya digunakan untuk memotret dari udara kawasan hunian tetap Sumbermujur serta aliran lahar hujan di Jembatan Gladak Perak.
Hingga Minggu (23/11), dampak erupsi tercatat melanda tiga desa di dua kecamatan, yakni Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
Untuk korban jiwa, terdapat tiga warga yang mengalami luka berat dan telah dirawat di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Kerugian material mencakup 21 rumah rusak berat, serta masing-masing satu unit fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan gardu PLN. Selain itu, lahan pertanian seluas 204,63 hektare juga mengalami kerusakan.
Sementara itu, Pemkab Lumajang telah menetapkan status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru selama tujuh hari, terhitung 19–25 November 2025. Status aktivitas vulkanik Semeru berada pada level tertinggi atau Level IV (Awas). (*/Pr/A1)


