Bicaraindonesia.id, Lumajang – Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens pada periode pengamatan Kamis (20/11/2025) pukul 00.00-06.00 WIB.
Meski puncak gunung tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati, pos pemantauan melaporkan intensitas seismik yang tinggi, tercatat 25 gempa letusan serta 32 gempa guguran. Dengan kondisi tersebut, status Semeru tetap berada pada Level IV (Awas).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menegaskan bahwa pemerintah daerah bersama Tim Penanggulangan Bencana telah berada dalam posisi siaga maksimal untuk memastikan keselamatan masyarakat.
“Kami sudah mengaktifkan seluruh unit Tim Penanggulangan Bencana, mulai dari TRC, tim evakuasi, logistik, hingga dukungan kesehatan. Semua bergerak terkoordinasi mengikuti rekomendasi PVMBG,” ujar Yudhi dalam keterangan resmi dikutip pada Kamis (20/11/2025).
Tim Penanggulangan Bencana ditempatkan di sejumlah titik rawan, khususnya di wilayah yang berhadapan langsung dengan potensi awan panas, aliran lahar, dan guguran material di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Mereka memastikan jalur evakuasi tetap aman, pos pengungsian siap digunakan, serta seluruh perangkat komunikasi darurat berfungsi optimal.
Yudhi kembali menekankan pentingnya kepatuhan warga terhadap rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai langkah utama dalam menjaga keselamatan.
Rekomendasi tersebut mencakup larangan beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 20 km dari puncak, serta larangan berada dalam radius 8 km dari kawah aktif.
“Tim di lapangan terus mengingatkan warga. Kami mohon semua pihak menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi lahar bisa muncul tiba-tiba, terutama saat hujan di hulu,” katanya.
Selain pengamanan jalur rawan, Tim Penanggulangan Bencana juga memperkuat edukasi publik melalui berbagai kanal resmi. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran informasi tidak terverifikasi yang berpotensi memicu kepanikan.
“Dalam situasi seperti ini, informasi resmi adalah benteng pertama keselamatan. Kami mengimbau warga tidak menyebarkan kabar tanpa sumber jelas,” tambah Yudhi.
Di sisi logistik, pemerintah daerah memastikan dukungan kebutuhan dasar, ketersediaan relawan, serta suplai perlengkapan tanggap darurat tetap terpenuhi di titik-titik yang diprediksi menerima pengungsian. Kesiapsiagaan ini dilakukan untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan penanganan erupsi berjalan terukur.
“Kami ada di lapangan, kami bekerja untuk masyarakat. Selama warga mematuhi rekomendasi dan mengikuti arahan Tim Penanggulangan Bencana, keselamatan bisa kita jaga bersama,” tandasnya. (*/Pr/C1)


