Bicaraindonesia.id, Surabaya – Menjelang pemilihan Ketua Umum Asprov PSSI Jawa Timur, Kongres PSSI Jatim menggelar agenda pembahasan serta pengesahan statuta baru sebagai pedoman organisasi.
Pembaruan statuta ini disebut menjadi pijakan penting dalam tata kelola sepak bola di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
Sekretaris Jenderal PSSI Pusat, Yunus Nusi, menyampaikan bahwa pembahasan statuta tersebut sudah dirumuskan sebagai bagian dari harmonisasi regulasi di tubuh federasi.
“Alhamdulillah, hari ini Kongres PSSI Jawa Timur agendanya membahas, menyetujui, dan memutuskan statuta PSSI yang baru. Semua kami serahkan kepada PSSI Jawa Timur dan para peserta kongres,” ujar Yunus dalam keterangannya di Surabaya dikutip pada Senin (17/11/2025).
Ia menjelaskan sejumlah poin krusial turut dimasukkan dalam statuta baru, termasuk mekanisme pemilihan ketua PSSI provinsi. Jika sebelumnya ketua, wakil ketua, dan Exco dipilih langsung oleh anggota, kini hanya ketua yang dipilih, sementara struktur kepengurusan akan ditentukan oleh ketua terpilih.
“Ketua PSSI provinsi dipilih oleh anggota, dan ketua terpilihlah yang menyusun kepengurusan. Termasuk penunjukan ASKAB/ASKOT akan menjadi kewenangan ketua dan pengurus PSSI provinsi,” imbuhnya.
Yunus juga menegaskan hak suara ASKAB dan klub dalam kongres pemilihan ketua sepenuhnya menjadi kewenangan peserta kongres. “Nanti setelah kongres, baru terlihat seperti apa penerapan statuta baru PSSI Jawa Timur,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Jawa Timur, Ahmad Riyadh, mengatakan perubahan utama dalam statuta terbaru adalah penyatuan regulasi. Bila sebelumnya terdapat tiga statuta-yakni statuta PSSI, statuta Asprov, dan statuta Askab/Askot-kini semuanya dilebur menjadi satu dokumen.
“Dulu ada tiga statuta, sekarang satu. Ini seperti ‘kitab suci’ yang memuat seluruh aturan, termasuk bahwa hanya ketua yang dipilih. Untuk kabupaten/kota nanti ada tim pansel yang dibentuk Asprov bersama tokoh masyarakat dan pihak pemerintah,” jelasnya.
Riyadh menuturkan penyederhanaan regulasi dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan koordinasi yang sering terjadi di daerah. Dengan regulasi tunggal, kesinambungan organisasi diharapkan lebih terjaga.
“Benar-benar harus orang yang nyambung dengan pemerintah daerah. Kita tidak bisa lepas dari pemerintah, karena pembinaan sepak bola harus berjalan bersama,” tegasnya.
Ia menambahkan, statuta baru akan membuat proses pengawasan dan pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana karena struktur organisasi lebih ringkas dan wewenang ketua lebih jelas.
Namun demikian, seluruh program kerja tetap harus mendapat persetujuan anggota, yakni ASKAB/ASKOT dan klub.
Terkait waktu pelaksanaan Kongres Pemilihan Ketua Umum Asprov PSSI Jawa Timur, pihak Asprov mengusulkan jadwal antara 8 hingga 12 Januari 2026. Usulan itu masih menunggu persetujuan dari PSSI Pusat.
“Kami punya waktu empat minggu untuk menjalankan seluruh tahapan. Jika dipaksakan Desember, efektivitasnya berkurang karena musim libur. Maka kami ajukan Januari,” kata Ketua Asprov.
Mengenai kandidat ketua, ia menegaskan seluruh pihak memiliki kesempatan yang sama untuk mendaftar. Asprov membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun yang ingin mencalonkan diri.
“Kita harus menghargai siapa pun yang ingin mencalonkan diri. Mereka mau meluangkan waktu, tenaga, bahkan biaya untuk membangun sepak bola. Soal siapa yang maju, nanti terlihat saat pendaftaran dibuka,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai peluang dirinya untuk kembali maju, Riyadh belum memberikan jawaban pasti. “Itu ditentukan nanti, bukan sekarang,” tutupnya. (*/Dap/A1)


