Bicaraindonesia.id – Buah ciplukan (Physalis angulata) mungkin terdengar asing bagi generasi Z dan Alpha, namun tanaman liar ini kini menjadi primadona di dunia kesehatan. Dulu tumbuh liar di sawah dan kebun tanpa perawatan, ciplukan kini dihargai tinggi karena khasiatnya yang luar biasa.
Asal Usul dan Persebaran Ciplukan
Ciplukan bukan tanaman asli Indonesia. Buah berbentuk lampion ini berasal dari daerah tropis Amerika dan menyebar hingga ke Asia, Pasifik, dan Australia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah, di bawah pohon, atau di tanah yang lembab.
Di berbagai belahan dunia, manfaat ciplukan untuk kesehatan sudah dikenal sejak lama. Di Amazon, ciplukan digunakan untuk obat penenang, anti-rematik, dan pembersih darah. Di Taiwan, tanaman ini dipercaya dapat membantu mengatasi diabetes, hepatitis, asma, dan malaria.
Nama Lokal Buah Ciplukan di Indonesia
Ciplukan dikenal dengan beragam nama di Nusantara, seperti cecenet (Sunda), nyornyoran (Madura), keceplokan (Bali), dedes atau leletep (Sumatera), dan leletokan (Minahasa). Meski berbeda nama, ciri khasnya sama: buah mungil berwarna kuning jingga dengan rasa asam manis.
Kandungan dan Manfaat Ciplukan untuk Kesehatan
Buah ciplukan mengandung antioksidan tinggi yang mampu melawan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel. Berikut khasiatnya:
- Menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung
- Mengontrol tekanan darah tinggi
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke
- Membantu penyembuhan kanker payudara
- Mengatasi asma, demam, dan radang sendi
- Mengobati penyakit kulit seperti kurap
- Menambah darah dan meningkatkan imunitas tubuh
Bagi yang sedang diet, ciplukan sangat cocok karena rendah kalori (53 kalori per 100 gram) namun kaya nutrisi. Kandungan asam oleat dan linoleatnya juga bermanfaat untuk kesehatan jantung.
Manfaat Bagian Lain Tanaman Ciplukan
Selain buahnya, akar ciplukan digunakan untuk mengobati demam dan cacingan. Daunnya dipercaya mampu membantu penyembuhan patah tulang, bisul, dan borok.
Kisah Sejarah Ciplukan di Zaman Romawi
Pada masa perang Romawi, prajurit yang terluka memakan buah ciplukan untuk mempercepat pemulihan. Daunnya dihaluskan dan ditempel pada luka, yang membantu proses penyembuhan. Tanaman ini kemudian dijuluki physalis, yang berarti “penyelamat.”
Karakteristik Tanaman Ciplukan
Ciplukan merupakan tanaman semusim setinggi 0,1–1 meter. Bunganya berbentuk lonceng berwarna kuning muda dengan bercak cokelat di bagian leher, sedangkan buahnya tertutup kelopak yang membentuk lampion.
Harga Buah Ciplukan Terbaru
Dulu dianggap tak berharga, kini harga ciplukan di pasar modern dan supermarket besar bisa mencapai Rp200.000 hingga Rp500.000 per kilogram. Nilai jual tinggi ini sebanding dengan kandungan aktifnya seperti saponin, flavonoid, polifenol, withangulatin A, vitamin C, dan berbagai mineral penting.
Sayangnya, meski memiliki potensi besar, di Indonesia ciplukan masih tumbuh liar dan jarang dibudidayakan secara serius. ***
Editorial: B1
Source: indonesia.go.id