Bicaraindonesia.id, Jakarta – Pemerintah terus memperkuat strategi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui pendekatan terintegrasi. Langkah ini mencakup penegakan hukum, dukungan teknologi modern, dan kesiapsiagaan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan, dalam siaran tertulisnya usai mengikuti rapat terbatas penanganan karhutla yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta, Sabtu (2/8/3025).
“Sesuai arahan tegas Presiden Prabowo Subianto, pemerintah mengambil sikap jelas tidak ada toleransi untuk pembakaran hutan sebagai cara membuka lahan. Namun demikian, Bapak Presiden memberikan dukungan penuh untuk pembukaan lahan menggunakan alat-alat modern berteknologi tinggi dan ramah lingkungan,” tegas Menko Polkam.
Menko Polkam juga mengungkap bahwa Presiden menginstruksikan penyediaan teknologi modern untuk masyarakat dan perusahaan yang ingin membuka lahan tanpa membakar. Teknologi tersebut meliputi penyediaan alat berat, sistem land clearing ramah lingkungan, serta bantuan teknis dari kementerian terkait.
“Kita pahami bahwa masyarakat membutuhkan lahan untuk kegiatan ekonomi. Namun, cara membakar hutan bukanlah solusi yang dapat diterima. Bapak Presiden berkomitmen menyediakan akses terhadap teknologi modern yang lebih efisien dan tidak merusak lingkungan,” jelasnya.
Program bantuan teknologi pembukaan lahan ini akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dari wilayah rawan karhutla seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Pemerintah juga akan memberikan pendampingan teknis kepada petani dan pelaku usaha.
Menko Polkam turut mengapresiasi Desk Koordinasi Karhutla atas capaian penurunan drastis titik api (hotspot) dibanding tahun 2024. Sinergi lintas kementerian dan lembaga menjadi kunci utama keberhasilan ini.
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras tim gabungan dari BNPB, Kementerian Kehutanan, TNI, Polri, BMKG, dan seluruh elemen yang tergabung dalam Desk Karhutla. Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci keberhasilan ini,” ungkap Menko Polkam.
Penanganan karhutla dilakukan dengan operasi modifikasi cuaca (TMC) oleh BMKG, water bombing dengan helikopter, serta pemadaman darat oleh tim gabungan BNPB, TNI-Polri, dan Manggala Agni. Teknologi satelit juga dimanfaatkan untuk deteksi dini titik api dan mempercepat koordinasi respons.
Menko Polkam menekankan bahwa pemerintah akan terus menjaga kesiapsiagaan penuh selama musim kemarau untuk melindungi kualitas udara dan mencegah bencana kabut asap lintas negara.
“Kita akan mempertahankan kesiapsiagaan penuh hingga musim kemarau benar-benar berlalu. Target kita jelas bahwa tidak ada lagi komplain dari negara tetangga tentang asap kiriman dari Indonesia. Ini adalah komitmen diplomasi dan tanggung jawab regional kita,” ujar Menko Polkam.
BMKG juga akan melanjutkan pemantauan cuaca dan memberikan sistem peringatan dini (early warning system) kepada seluruh stakeholder. Pemerintah memperkuat koordinasi antar-daerah untuk memastikan respons cepat apabila terjadi kebakaran. (*/Sp/A1)