Bicaraindonesia.id, Jakarta – Dosen Program Studi Kimia, Kelompok Keilmuan Kimia Hayati, Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Provinsi Lampung, Dr. Rahmat Kurniawan, S.Si., M.Si., berhasil menemukan senyawa Kuwanon J dari tumbuhan Morus shalun atau murbei yang berpotensi sebagai agen antikanker serviks.
Senyawa Kuwanon J merupakan adduct Diels-Alder yang diperoleh melalui proses biotransformasi menggunakan enzim Diels-Alderase. Dalam uji awal, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks.
Temuan ini disampaikan Rahmat dalam kegiatan Mimbar Akademik Fakultas Sains Itera yang berlangsung di Aula Gedung F Itera, beberapa waktu lalu.
Dikutip melalui laman resmi Kemdiktisaintek, Rahmat menjelaskan bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan kultur jaringan tumbuhan, jamur, dan bakteri untuk memperoleh senyawa bioaktif.
“Tumbuhan Morus shalun menghasilkan senyawa golongan fenolik yang unik dengan rantai isoprenil. Rantai ini menjadi salah satu prekursor pembentukan cincin metil sikloheksena dari senyawa adduct Diels-Alder,” ujar Rahmat dikutip pada Rabu (23/7/2025).
Tumbuhan murbei sendiri dikenal luas di Indonesia sebagai tanaman dari famili Moraceae yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis, termasuk Asia Tengah dan Indonesia.
Tak hanya fokus pada murbei, Rahmat juga melakukan riset terhadap berbagai senyawa antikanker lainnya. Di antaranya Paclitaxel dari cemara gunung (Taxus sumatrana), senyawa phytosterol dari bakau minyak (Rhizophora apiculata), senyawa amyrin dari tumbuhan sikat botol (Callistemon citrinus), serta senyawa lapachol dari tabebuya (Tabebuia aurea).
Rahmat menegaskan pentingnya memanfaatkan keanekaragaman hayati lokal sebagai sumber dalam pengembangan obat-obatan.
“Senyawa alami memiliki keunggulan dari sisi keamanan karena umumnya memberikan efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat sintetik,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Sains Itera, Dr. Ikah Ning Prasetiowati Permanasari, S.Si., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan Mimbar Akademik merupakan agenda rutin yang bertujuan membangun semangat diskusi ilmiah dan kolaborasi riset antardosen dan mahasiswa.
“Melalui forum ini, kita dapat saling berbagi ide dan menggali potensi penelitian yang memberi kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan,” tuturnya. (*/B1)