Bicaraindonesia.id, Surabaya – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mendorong seluruh KONI kabupaten/kota untuk terus membina atlet-atlet berprestasi hasil Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jatim 2025 yang berlangsung di Malang Raya.
Dorongan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil, dalam rapat evaluasi hasil Porprov bersama seluruh ketua KONI daerah di Gedung KONI Jatim, Surabaya, Selasa (22/7/2025).
Menurut Nabil, Porprov IX Jatim telah berhasil menjadi ajang peningkatan prestasi yang signifikan. Hal ini ditandai dengan lahirnya banyak atlet potensial serta pemecahan 51 rekor pertandingan.
“Potensi ini harus dibina secara berkelanjutan di tingkat daerah. Pembinaan bukan hanya tugas cabang olahraga (cabor), tapi juga menjadi tanggung jawab KONI daerah,” ujar Nabil.
Ia menambahkan, para atlet jebolan Porprov merupakan aset berharga yang dapat menjadi andalan Jawa Timur di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), kejuaraan nasional, hingga kompetisi internasional.
“Ambil contoh Eko Yuli Irawan, yang meraih dua medali perunggu dan akhirnya meraih medali perak di Olimpiade. Itu hasil dari pembinaan jangka panjang yang terarah,” ungkap Nabil.
KONI Jawa Timur menilai pentingnya regenerasi dan pembinaan atlet secara berkelanjutan demi menjaga keberlanjutan prestasi olahraga di level regional maupun nasional.
Wakil Ketua Umum KONI Jatim, Irmantara Subagio, menambahkan bahwa pihaknya telah mengumpulkan data seluruh atlet yang mencatat prestasi dan memecahkan rekor selama Porprov IX Jatim 2025.
Dari ribuan atlet berprestasi tersebut, sebanyak 200 atlet dari cabang olahraga Olimpiade dan nomor perorangan telah dipilih untuk mengikuti tes fisik dan kesehatan.
“Tes ini sangat penting sebagai tahap awal pembinaan lanjutan. Bahkan atlet yang tidak meraih medali emas tetap memiliki potensi besar,” ujar Irmantara, yang akrab disapa Ibag.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi KONI Jatim dalam menyiapkan atlet unggulan menuju ajang nasional dan internasional secara terukur dan sistematis.
Tujuan tes tersebut adalah untuk mendeteksi kondisi dasar tubuh atlet, sehingga menjadi acuan bagi KONI daerah dalam menyusun strategi pembinaan ke depan.
“Olahraga prestasi sifatnya memaksa tubuh. Jika ada ketidakseimbangan fungsi tubuh, harus segera terdeteksi agar tidak menimbulkan masalah saat latihan intensif atau kompetisi. Ini langkah preventif,” pungkasnya. (*/Dap/A1)