Bicaraindonesia.id, Teheran – Amerika Serikat (AS) secara resmi melancarkan serangan militer terhadap Iran dengan menargetkan sejumlah situs nuklir strategis milik negara tersebut. Kabar ini disampaikan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump, pada Minggu (22/6/2025).
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil di tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran,” tulis Trump melalui akun resminya di Truth Social.
“Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini,” lanjutnya.
Sementara itu, media Iran melaporkan bahwa Islamic Revolution Guard Corps (IRGC) mengumumkan keberhasilan serangan balasan yang menargetkan 14 lokasi militer dan industri strategis Israel di wilayah pendudukan.
Serangan tersebut menjadi gelombang ke-18 dalam Operasi True Promise III dan disebut sebagai salah satu operasi rudal dan drone paling inovatif serta efektif dalam sejarah baru-baru ini.
Juru Bicara IRGC, Brigadir Jenderal Ali-Mohammad Naini, menyatakan pada Minggu (22/6/2025) bahwa serangan tersebut telah “menghancurkan keseimbangan” kekuatan militer rezim Zionis. Ia juga memperingatkan bahwa gelombang serangan lanjutan dapat melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel.
“Dalam operasi tersebut, IRGC menggunakan “rudal jarak jauh Qadr dan kawanan drone kamikaze ofensif” yang diarahkan ke target bernilai tinggi di Haifa dan Tel Aviv,” ungkap Naini dikutip melalui Tehran Times pada Minggu (22/6/2025).
Menara Sail di pusat Haifa—yang menjadi markas Laboratorium AI12 militer Israel serta kontraktor perangkat lunak penting untuk Kementerian Pertahanan—dilaporkan mengalami serangan langsung.
Serangan tersebut mengakibatkan runtuhnya bagian-bagian bangunan yang dirancang untuk memperkuat kemampuan perang teknologi Israel.
Target lain yang dipastikan terkena serangan mencakup Pembangkit Listrik Hadera, Kilang Minyak Haifa, Pangkalan Udara Uda (markas komando siber), zona industri semikonduktor Kiryat Gat, serta Pusat Sistem Pertahanan Canggih Rafael—yang merupakan pusat pengembangan rudal.
Naini menekankan adanya kecanggihan taktis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam “pemilihan rudal, prioritas target, serta sistem pemandu”, yang memampukan rudal dan drone menembus pertahanan berlapis Israel.
Gelombang ke-19 serangan, yang telah dimulai pada Minggu (22/6) dini hari, melibatkan “skuadron drone kamikaze berskala besar” yang menyasar wilayah dari Galilea utara hingga Gurun Negev.
Ia melanjutkan bahwa pendekatan bertahap ini, bertujuan melemahkan dan membingungkan sistem intersepsi rudal Israel, sehingga mereka “tidak mampu memprediksi serangan berikutnya”.
IRGC menyebut bahwa operasi ini merupakan bagian dari aksi bela diri Iran atas agresi Israel yang tidak beralasan sejak 13 Juni lalu.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Iran, serangan Israel sebelumnya telah menewaskan sejumlah pejabat militer, ilmuwan nuklir, serta lebih dari 430 warga Iran, dengan 3.500 lainnya luka-luka. Para korban itu sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. (*/Tt/A1)