BicaraIndonesia.id, Surabaya – PT PAL Indonesia bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, melaksanakan keel laying atau peletakan lunas kapal Fregat Merah Putih ke-2, pada Jumat, 15 November 2024.
Seremoni yang berlangsung di fasilitas hanggar Kapal Selam Divisi Kapal Selama PT PAL Indonesia ini merupakan bagian penting dalam proses pembangunan kapal. Dimana keel laying menandai peletakan struktur utama yang menjadi dasar usia kapal.
Seremoni keel laying ditandai dengan peletakan koin pada blok kapal Fregat Merah Putih ke-2. Kemudian dilanjutkan penandatanganan berita acara oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan RI, Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan dan Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Satriyo Bintoro.
Satriyo Bintoro menjelaskan bahwa proses keel laying kapal frigat telah memenuhi standar regulasi SOLAS. Dimana mensyaratkan blok kapal minimal berbobot 50 ton atau setidaknya 1% dari total konstruksi yang beratnya mencapai 2.778 ton.
Ia juga menyebutkan, bahwa keel laying Fregat Merah Putih ke-2, dilaksanakan lebih awal dari jadwal semula, yakni Maret 2025. Hal ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam proyek pembangunan kapal tersebut.
Satriyo menjelaskan bahwa Fregat Merah Putih ke-2 akan dilengkapi sistem manajemen tempur canggih yang terintegrasi dengan sensor, persenjataan, dan sistem komunikasi, sehingga memberikan kapabilitas tempur yang optimal.
Sistem ini memungkinkan kapal untuk mendeteksi dan melacak target dengan cepat dan presisi, memberikan efektivitas tinggi dalam menghadapi ancaman.
“Kapal ini didesain dengan kemampuan tempur empat matra, yakni Surface to Surface Warfare (pertempuran antar kapal permukaan), Surface to Air Warfare (serangan udara), Surface to Submarine Warfare (serangan kapal selam), dan Electronic Warfare (peperangan elektronik),” jelas Satriyo dalam keterangan resmi dikutip pada Minggu 17 November 2024.
Spesifikasi kapal Fregat Merah Putih ke-2 mencakup panjang 140 meter, lebar 19,75 meter dan mampu mencapai kecepatan maksimum 28 knots.
Pembangunan frigat ini tidak hanya bertujuan memperkuat alutsista nasional, tetapi juga meningkatkan kemandirian industri pertahanan Indonesia dengan standar global.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan RI, Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan, mewakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI, Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari menyatakan, pengadaan kapal Frigate ke-2 ini merupakan bagian dari program pengembangan kekuatan pertahanan untuk mendukung TNI AL melakukan tugas dan fungsinya menjaga kedaulatan Indonesia di laut.
“Pembangunan kapal frigate merah putih ke-2 di PT PAL Indonesia ini merupakan salah satu bentuk pembinaan industri pertahanan dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian membangun KRI sejenis di masa mendatang,” terangnya.
Kapal Frigate jenis ini merupakan kapal tempur terbesar pertama buatan putra-putri Indonesia dan menjadi kebanggaan bangsa sehingga proyek ini disebut juga sebagai Project Frigate Merah Putih.
Dengan keberhasilan seremoni ini, PT PAL Indonesia semakin menunjukkan peran strategisnya sebagai pionir industri pertahanan maritim nasional yang berdaya saing global dan mendukung terciptanya TNI yang kuat dengan alutsista modern. (*/Pr/A1)