Bicaraindonesia.id – Kafe More rupanya memiliki keistimewaan dibandingkan tempat kopi yang lain. Sebab, Kafe More yang terletak di Jalan Pajajaran Bandung ini, mempekerjakan seorang barista disabilitas yang ahli dalam meracik secangkir kopi.
Sri Ayu Astuti (24), biasa dipanggil Cici, adalah salah satu Penerima Manfaat (PM) binaan Balai Rehabilitasi Wyata Guna. Cici merasakan manfaat dari pelatihan barista yang diberikan balai, mulai dari teori sampai praktek lengkap dipelajarinya.
“Kebanyakan praktek, seperti mengoperasikan alat sampai membuat espresso. Semakin hari alhamdulillah ada peningkatan yang lebih baik saat mempelajarinya,” kata Cici dalam laman resmi kemensos.go.id Minggu (23/5/2021).
Setelah lulus dari pelatihan barista, Cici mengaku tak langsung bekerja di Kafe More, dimana sebagai tempat penyaluran para PM yang sudah dilatih. Namun, efektifnya pelatihan membuatnya terlatih saat Kafe membutuhkan barista.
Cici merasa senang karena memiliki kegiatan yang produktif dan menghasilkan, sekaligus dapat bertemu dengan teman sesama disabilitas.
“Awalnya saya sendiri ingin bertemu dengan teman-teman sesama disabilitas dan lewat Balai Rehabilitasi Wyata Guna saya bisa bertemu mereka. Saya tahu dari internet dan mendengar dari radio, akhirnya saya dapat informasi soal Balai Rehabilitasi Wyata Guna ini, dan direspon dengan baik,” kata Cici.
Setelah mengikuti pelatihan dan terjun bekerja, Cici juga tetap terus belajar. Terlebih, ia memiliki harapan untuk dapat membuka sebuah kedai minuman secara mandiri.
Kafe More dengan barista penyandang disabilitas sensorik netra, memiliki filosofi Secangkir kopi yang anda minum menciptakan pekerjaan untuk para penyandang disabilitas.
“Mudah-mudahan angkatan yang baru lebih baik lagi tanpa hambatan apapun,” ujar Cici.
Balai Rehabilitasi Wyata Guna sendiri, memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial lewat bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik, mental, juga sosial.
Selain itu, keterampilan resosialisasi dan bimbingan lanjut bagi para penyandang disabilitas netra juga diterapkan, agar PM mampu untuk mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. (Kemensos/B1)