BicaraIndonesia.id, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan Sistem Informasi TRIGRS sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor.
Sistem ini menggunakan model matematika berbasis data hujan untuk memprediksi potensi tanah longsor di berbagai wilayah Indonesia.
Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Khori Sugianti menuturkan bahwa TRIGRS memungkinkan menjadi salah satu pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat dalam menghadapi potensi longsor.
“TRIGRSMap merupakan pengembangan peranti lunak berupa plug in QGIS berbasis TRIGRSMap untuk mengetahui kestabilan lereng terhadap tingkat kerentanan tanah longsor yang dipengaruhi curah hujan secara spasial dan temporal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kerentanan tanah di suatu daerah,” ujar Khori Sugianti dalam keterangan tertulis dikutip pada Senin, 30 September 2024.
Khori menjelaskan bahwa plug in QGIS berbasis TRIGRSMap ini bekerja dengan menghitung nilai kestabilan lereng untuk memprediksi tanah longsor menggunakan kombinasi kondisi topografi, data hujan dan kondisi lereng.
Sistem ini memodelkan bagaimana air hujan meresap ke dalam tanah, memperhitungkan seberapa dalam air menembus lapisan tanah dan lereng. Proses infiltrasi ini menyebabkan penurunan kekuatan tanah, yang dapat mengurangi stabilitas lereng.
“Dalam TRIGRSMap akan menghitung stabilitas lereng dengan menggunakan parameter-parameter geoteknik, seperti DEM, kemiringan lereng, arah aliran, kondisi keteknikan tanah, dan kondisi keairan,” jelas dia.
Berdasarkan parameter ini, Khori menyebutkan bahwa TRIGRSMap membuat grid peta tingkat kerentanan tanah longsor yang menunjukkan area yang paling rentan terhadap tanah longsor.
“Sistem ini juga bisa mengintegrasikan data secara real-time dari curah hujan yang diukur di lokasi,” tegasnya.
Menurut dia, cara kerja TRIGRSMap melibatkan pemrosesan data curah hujan untuk menghitung potensi gangguan lereng dan mengidentifikasi kapan ambang batas kekuatan tanah terlampaui.
Hasil analisis ini diintegrasikan ke dalam peta peringatan dini yang dapat membantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjadi rekomendasi strategis dalam tata ruang daerah.
Dengan demikian, diharapkan dapat menjadi upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor di masa mendatang, seperti evakuasi atau penguatan infrastruktur di daerah rawan longsor.
Selain itu, pengembangan TRIGRSMap diharapkan dapat mendukung pihak terkait dalam memperkuat strategi mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan longsor seperti pegunungan dan perbukitan.
Integrasi TRIGRSMap dengan sistem pemantauan cuaca dan geologi nasional juga akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pihak terkait.
Dengan penggunaan teknologi ini, BRIN berharap dapat membantu dalam kebijakan dan memberi rekomendasi strategis dalam tata ruang sebagai upaya mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat tanah longsor di masa mendatang.
BRIN. (*/Sp/B1)