BicaraIndonesia.id, Surabaya – Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara tinggal menghitung hari. Berbagai cabang olahraga (cabor) yang tergabung dalam Puslatda KONI Jawa Timur (Jatim) tengah mempersiapkan diri, termasuk dengan melakukan tahap adaptasi di lokasi pertandingan.
Sejumlah cabor yang terlibat dalam tahap adaptasi ini berada di Aceh maupun Medan, dengan jadwal yang berbeda-beda tergantung kapan mereka akan mulai bertanding.
Beberapa cabor yang telah mendahului proses adaptasi adalah triathlon, paralayang, selam laut, aeromodeling, arung jeram, dayung, paramotor, terbang layang, gantole, renang laut, selancar angin, layar, dan bermotor.
Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil menegaskan pentingnya tahap adaptasi, terutama bagi cabor yang berkaitan langsung dengan kondisi alam.
Menurutnya, penyesuaian ini sangat dibutuhkan agar para atlet dapat tampil optimal, baik saat latihan di Jawa Timur maupun ketika bertanding di Aceh dan Medan.
“Ini menjadi salah satu persiapan penting bagi atlet untuk beradaptasi dengan kondisi cuaca dan lingkungan di lokasi pertandingan, termasuk mengenal karakter lapangan yang akan digunakan,” ujar Nabil dalam keterangannya dikutip pada Rabu 21 Agustus 2024.
Dengan waktu yang semakin dekat, Nabil mengingatkan para pelatih dan atlet untuk menjaga kondisi fisik agar puncak performa mereka tepat waktu.
Ia juga menyebut bahwa secara keseluruhan, persiapan atlet sudah cukup maksimal melalui skema training camp baik di dalam maupun luar negeri, ditambah program try out dalam berbagai event bergengsi.
“Apa yang diperoleh saat TC atau try out bisa memberi warna tersendiri dan kesiapan lebih maksimal. Peluang mudah-mudahan yang terbaik. Kita secara hitungan leading tapi leadingnya itu akan dihadapkan situasi lapangan dan psikologi anak-anak,” pungkas Nabil.
Sementara itu, Ketua Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jatim, Anastasia Kirana, menyatakan bahwa timnya sengaja berangkat lebih awal sebelum jadwal lomba, yaitu satu minggu sebelum pertandingan dimulai pada 31 Agustus 2024.
“Kami mengejar adaptasi karena anak-anak camp di Situbondo dengan cuaca yang panas, tapi nanti kita kebagian di Aceh Tengah yang lumayan (dingin), suhu air dicek 15-19 derajat, dan sudah diyakinkan ada gelombang flu. Jadi kami adaptasi cuaca,” kata Kirana. (*/Dap/An)