BicaraIndonesia.id, Abu Dhabi – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo telah menyelesaikan kunjungan kenegaraannya ke Persatuan Emirat Arab (PEA) pada 16-17 Juli 2024.
Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden PEA, Yang Mulia Mohamed bin Zayed (MBZ), di Istana Al Watan, Abu Dhabi.
Pertemuan berlangsung dalam format plenary yang dihadiri oleh sejumlah menteri dari kedua negara. Setelah sesi plenary, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi terbatas atau tete-a-tete.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia (RI), Retno Marsudi menerangkan beberapa hal yang disampaikan Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut.
Pertama, Indonesia dan PEA telah memiliki kerjasama Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang sudah mulai berlaku September 2023. PEA merupakan negara pertama di Timur Tengah dimana Indonesia memiliki CEPA.
“Dan guna mendukung kegiatan ekonomi, termasuk perdagangan, telah ditandatangani pula kerjasama sama antara Bank Indonesia dan Bank Sentral PEA terkait sistem pembayaran,” kata Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan persnya di Jakarta, dikutip Kamis 18 Juli 2024.
Di dalam pertemuan itu, Menlu Retno mengungkap, bahwa Presiden juga menyambut baik kerja sama di bidang industri strategis. Antara lain kerja sama pembangunan kapal Landing Platform Dock (LPD) untuk Angkatan Laut PEA yang dilakukan PT PAL dengan Tawazun.
“Isu kedua yang disampaikan Presiden dalam pertemuan bilateral Pleno terkait kerjasama investasi. Investasi PEA ke Indonesia semakin kuat, dan salah satunya yang jadi fokus Indonesia saat ini adalah pembangunan IKN dan hilirisasi industri,” tambahnya.
Selanjutnya isu ketiga yang disampaikan dalam pertemuan plenary adalah terkait kerjasama iklim dan energi bersih. Presiden menyampaikan apresiasi dukungan investasi UAE antara lain pengembangan PLTS terapung di Cirata yang akan dikembangkan hingga 500 MW.
“Presiden juga menyambut baik groundbreaking Mangrove Research Center di Bali dan kerja sama PLTN antara BRIN & ENEC,” imbuh Menlu Retno.
Kemudian isu keempat yang dibahas adalah terkait kerjasama sosial budaya. Presiden menyambut baik pemberian Zayed Award for Human Fraternity 2024 kepada NU dan Muhamadiyah untuk mendukung toleransi dan moderasi Islam.
Sebagai penutup pertemuan bilateral, Menlu Retno mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi mengundang Presiden MBZ untuk berkunjung ke Indonesia.
“Selain pertemuan bilateral dalam bentuk pleno, saya sampaikan bahwa Presiden juga melakukan pertemuan terbatas dengan Presiden MBZ dalam bentuk terbatas atau tete-a-tete,” tambah Menlu.
Sebagai diketahui, PEA adalah salah satu mitra penting Indonesia di Timur Tengah. Dalam 10 tahun terakhir ini hubungan kedua negara berkembang dengan cepat.
Dari sisi perdagangan misalnya, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 mengalami peningkatan 52 persen. Dan di tahun 2023 mencapai USD 3,282 milliar.
Selain mengalami peningkatan angka perdagangan bilateral, posisi Indonesia juga bergerak dari defisit menjadi surplus. Pada tahun 2023, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 0,29 milliar. ***
Editorial: A1
Source: Kemlu RI