Bicaraindonesia.id, Surabaya – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto menyerahkan sertifikat tanah wakaf di Pondok Pesantren An-Najiyah Sidosermo, Surabaya, Rabu 31 Januari 2024. Setidaknya ada 11 sertifikat tanah wakaf yang diserahkan dalam kesempatan tersebut.
“Hari ini saya menyerahkan sertifikat tanah wakaf sebanyak 11 sertifikat,” kata Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto seusai menyerahkan sertifikat tanah wakaf.
Menurut dia, program sertifikat tanah wakaf ini sudah dilakukan di seluruh Indonesia. Bahkan, sampai saat ini yang sudah diselesaikan sebanyak 242 ribu. “Yang paling banyak adalah di Jawa Timur, Surabaya, ada 10 ribu,” tegasnya.
Menteri Hadi Tjahjanto menegaskan, sertifikasi tanah wakaf ini akan terus dilakukan ke depannya. Bahkan, ia juga memastikan sudah meminta seluruh jajarannya ATR/BPN agar proaktif berkoordinasi untuk menyelesaikan tanah-tanah wakaf. “Dan 2024 permasalahan tanah wakaf ini sudah harus selesai, tidak ada lagi,” katanya.
Menteri ATR/BPN mengakui bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) karena datanya dari mereka. Nah, apabila ada data diserahkan kepada ATR/BPN, ia memastikan akan langsung menyelesaikannya.
“Jadi, sinergi antara Kementerian Agama dan Kementerian ATR/BPN sangat perlu. Kalau ada data lagi, kita selesaikan dan kita serahkan, karena selama ini justru kita sudah mendatangi tempat-tempat yang memang ada informasi tanah wakaf, dan langsung kita sertifikatkan,” kata dia.
Pada kesempatan itu, ia juga meminta kepada Pemerintah Kota Surabaya untuk segera melaporkan apabila masih ada tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat.
Menteri ATR/BPN memastikan siap membantu menyelesaikan dan bahkan jika ada permasalahan-permasalahan terkait dengan tanah wakaf, pihaknya juga siap membantu.
“Sekarang kami serahkan tanah wakaf ini. Mohon dijaga dengan baik. Apabila masih ada tanah wakaf yang belum disertifikatkan segera dilaporkan untuk disertifikatkan. Anggota kami, staf kami akan jemput bola untuk membantu menyelesaikan,” tegasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Annajiyah Surabaya, H Mas Muhammad Yusuf bersyukur karena tanah wakaf di pondoknya sudah mengantongi sertifikat tanah wakaf. Ia mengakui sudah lama menunggu sertifikat tanah wakaf itu.
“Jadi, tempat ini dulu adalah markas perang pada saat 10 November, makanya di sini 80 persen masyarakatnya veteran. Dari zaman kemerdekaan itu, kami terus menunggu dan alhamdulillah sekarang sudah keluar sertifikatnya. Kami mewakili kiai yang ada di sini menyampaikan terimakasih banyak,” pungkasnya. (*/A1)