NTT, Bicaraindonesia.id – Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 akan berlangsung pada 9-11 Mei 2023. Lokasi kegiatan tersebut berada di Labuan Bajo dan Tana Mori, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menyambut acara terbesar yang pertama di Labuan Bajo itu, sudah sejak jauh hari, Pemerintah Republik Indonesia (RI) mulai berbenah. Banyak sumber daya dikerahkan. Satu di antaranya melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah melakukan peningkatan sejumlah infrastruktur fasilitas penunjang di Kawasan Labuan Bajo dan Kawasan Tana Mori.
Di sana sedikitnya akan hadir 3.000 tamu yang datang. Mereka berasal dari delegasi KTT ASEAN sekitar 1.000 orang, tenaga pengamanan 1.300 orang, serta panitia 1.000 orang, dan lain sebagainya. Mereka akan ada di sana sekurangnya satu pekan pada 5-12 Mei 2023.
KTT ASEAN itu sendiri akan dihadiri delegasi dari 11 negara dan Sekjen ASEAN. Adapun, acara puncak KTT ASEAN dilaksanakan pada 9-11 Mei 2023 dihadiri oleh seluruh kepala negara masing-masing ASEAN.
Peningkatan fasilitas melalui pembangunan dan penghijauan infrastruktur di lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 itu menunjukkan komitmen Indonesia untuk membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia. Hal tersebut sesuai dengan tema keketuaan Indonesia di ASEAN kali ini yaitu ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
“Pembangunan di Kawasan Labuan Bajo dan Kawasan Tana Mori bukan hanya berperan untuk mendukung penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42, tetapi juga meningkatkan kualitas pariwisata, lingkungan, dan ekonomi kawasan yang berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, seperti dikutip melalui laman Infopublik.id pada Rabu (26/4/2023).
Peningkatan fasilitas penunjang di KEK Tana Mori dilakukan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTT Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT Direktorat Jenderal Bina Marga.
Saat ini, progres pelaksanaan peningkatan fasilitas penunjang di Kawasan Labuan Bajo sebesar 72,26 persen. Sedangkan progres pelaksanaan peningkatan fasilitas penunjang Kawasan Tana Mori saat ini mencapai sebesar 93,88 persen.
“Pada momen libur Idulfitri 2023 ini masyarakat memanfaatkan kawasan waterfront Labuan Bajo untuk berwisata dan juga digunakan untuk sholat Ied pada hari raya,” kata Diana Kusumastuti.
Kementerian PUPR telah menyelesaikan Kawasan Waterfront Marina yang sudah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2022 dan Puncak Waringin yang diresmikan pada Oktober 2021. Kedua kawasan tersebut, juga rencananya akan digunakan sebagai venue untuk rangkaian acara ASEAN Summit di Labuan Bajo.
Sementara lingkup pekerjaan selanjutnya yang sedang dilakukan di Kawasan Labuan Bajo meliputi pembangunan Mako Polres Manggarai Barat, penataan Promenade Marina Labuan Bajo Zona 4, peningkatan kualitas lanskap koridor jalan Labuan Bajo, penataan lahan parkir VVIP kantor Bupati Manggarai Barat, penataan jalan dan trotoar Sp. Binongko – Sp.Sylvia (Jl. Waecicu), dan penataan median Jalan Yohanes Sehadun (depan Bandara Komodo).
Sedangkan pekerjaan yang dilakukan di Kawasan Tana Mori, meliputi pembangunan Roundabout Beach Club, Shelter Dermaga, pemasangan geomat pada koridor jalan Kawasan Tana Mori, penataan bundaran pintu masuk Kawasan ITDC, dan perkuatan lereng dan stabilisasi tanaman pada ruas jalan Labuan Bajo – Tana Mori yang telah diresmikan Presiden Jokowi pada 14 Maret 2023 lalu.
Kementerian PUPR juga membangun Embung Anak Munting di antara Labuan Bajo menuju Tanamori di Desa Warloka, Kecamatan Komodo. Embung Anak Munting memiliki kapasitas tampung 159.481,10 m3 dan luas genangan 4,5 hektare dengan fungsi utama untuk konservasi dan mendukung pariwisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo dalam rangka pelaksanaan ASEAN Summit. ***
Editorial: B1
Source: Infopublik.id