Surabaya, Bicaraindonesia.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menunaikan zakat mal pribadi dan keluarga melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya. Zakat tersebut diserahkan langsung wali kota kepada pengurus Baznas di rumah dinas, Jalan Sedap Malam Surabaya, Jumat (31/3/2023).
Penyaluran zakat melalui Baznas Kota Surabaya sebagaimana mengikuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dimana sebelumnya, Presiden mengimbau kepada seluruh umat Islam agar menunaikan kewajiban zakat melalui amil zakat resmi dalam upaya membantu pemerintah mengurangi angka kemiskinan.
“Sebagai warga muslim (saya) memiliki kewajiban zakat. Sehingga hari ini saya dan keluarga memberikan zakat kepada Baznas Kota Surabaya. Dan saya berharap semua zakat yang ada di Kota Surabaya bisa disalurkan melalui Baznas Surabaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali Kota Eri meyakini, seluruh zakat yang terkumpul dapat menjadi kekuatan besar dalam menyelesaikan kemiskinan, pengangguran dan anak putus sekolah. Karenanya, dia berharap warga bisa menyalurkan zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) melalui Baznas.
“Saya berharap melalui Baznas Kota Surabaya ini, maka semua lembaga zakat bisa menjadi satu kekuatan besar, semua masjid menjadi kekuatan besar, untuk melihat data warga miskin kita berikan bantuan zakat,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa zakat, infaq dan shodaqoh yang masuk kepada Baznas bisa digunakan untuk berbagai hal. Misalnya untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Termasuk pula untuk beasiswa pendidikan anak di sekolah umum maupun pondok pesantren.
“Di situlah saya berharap, dengan kewajiban zakat yang kita salurkan, maka benar-benar akan tersalurkan ke tempat yang benar dan membutuhkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri juga berpesan kepada masyarakat bahwa zakat yang disampaikan diharapkan dapat diberikan kepada mustahik yang terdekat. Mulai dari keluarga, tetangga, warga di lingkungan RT/RW hingga mustahik di Kota Surabaya.
“Ketika tidak ada (mustahik, red) di dalam satu kota, barulah ke luar kota. Karena itulah saya berharap semua zakat diberikan ke terdekat dulu,” harapnya.
Imbauan itu sebagaimana pula juga disampaikan Wali Kota Eri kepada seluruh lembaga amil zakat yang ada di Surabaya. Ia berharap, lembaga zakat yang berdiri di Kota Pahlawan juga menyalurkan ZIS kepada mustahik yang ada di Surabaya.
“Kalau selagi ada yang berhak menerima zakat di Kota Surabaya, maka berikan dulu untuk yang ada di Surabaya,” kata Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Menurut Cak Eri, zakat yang diberikan kepada Mustahik bisa diwujudkan dalam bentuk bantuan modal usaha. Dengan begitu, zakat yang diberikan bersifat produktif, sehingga menghasilkan ekonomi secara terus menerus. Namun demikian, mustahik yang menerima bantuan modal usaha ini juga harus dilakukan pemantauan dan pendampingan.
“Jadi harus ada pendampingan yang dilakukan Baznas atau lembaga zakat dengan menggandeng pemerintah. Sehingga tidak ada lagi zakat yang diberikan Rp200-300 ribu, setelah itu minggu depan sudah tidak ada lagi (habis),” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Baznas Kota Surabaya, Moch Hamzah mengungkapkan, bahwa potensi zakat yang dihimpun dari ASN di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya per bulan bisa mencapai Rp3-4 miliar.
“Seiring berjalannya Baznas yang sudah berumur satu tahun lebih, masyarakat sudah mulai memberikan kepercayaan kepada Baznas, banyak yang sudah memberikan zakat kepada kita,” kata Hamzah.
Ia juga menjelaskan, bahwa Baznas Surabaya memiliki lima pilar program penyaluran zakat. Kelima program tersebut, terdiri dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, dakwah dan kemanusiaan.
“Alhamdulillah kita sudah berjalan dan (Baznas) Surabaya sudah melakukan beberapa kegiatan penyaluran termasuk yang disampaikan Pak Wali Kota jangan sampai ada pendidikan warga Surabaya ini yang ketinggalan,” ujarnya.
Atas keberhasilan dalam mengelola zakat untuk pilar pendidikan, Hamzah mengungkap, jika Baznas Surabaya mendapatkan penghargaan BAZNAS Award 2023 dari pusat.
“Karena kita memberikan beberapa beasiswa kepada kelompok masyarakat miskin supaya mereka tidak putus sekolah, khususnya yang jenjang SD-SMP,” pungkasnya. ***
Editorial: A1