Bicaraindonesia.id – Peringatan Hari Nusantara setiap tahunnya dapat dijadikan momentum untuk memaknai nilai kelautan yang telah menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia sejak dulu.
Demikian disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membuka acara peringatan Hari Nusantara 2022, yang berlangsung di Wakatobi, Selasa (13/12/2022).
“Saya harapkan seluruh lapisan masyarakat dapat memaknai nilai kelautan yang telah menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia sejak dulu melalui peringatan Hari Nusantara yang diperingati setiap tahunnya,” kata Bahlil Lahadalia, sebagaimana dikutip melalui laman Infopublik.id Rabu (14/12/2022).
Menteri Investasi itu mengungkapkan, diketahui bersama sejak 65 tahun yang lalu, para pendahulu Indonesia yang diinisiasi oleh Djuanda telah membuat satu gagasan baru terhadap luas wilayah Indonesia.
Yakni, awalnya selain wilayah daratan, Indonesia hanya diberikan ruang 3 mil dari pesisir pantai luas wilayah Indonesia.
Akan tetapi karena kecerdasan, keteguhan melihat peluang dalam rangka memperluas wilayah negara Indonesia, maka kemudian tim yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda melakukan lobi dan kalkulasi khusus hingga mencapai 13 mil.
Menurut Bahlil itu langkah besar yang kemudian diakui oleh dunia lewat PBB pada 1982. Sehingga luas wilayah Indonesia sekarang dari daratan kurang lebih sekitar 1,9 juta km2 dan laut kurang lebih sekitar 6,4 juta km2.
“Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 81.000 km. Salah satu luas negara (garis pantai) terbesar di dunia yaitu di Indonesia,” tuturnya.
Kepala BKPM itu melanjutkan, letak wilayah Indonesia yang mempunyai luas wilayah yang cukup besar, mempunyai pulau yang begitu banyak dan pesisir pantai yang luas, merupakan sebuah potensi ekonomi yang kalau dimanfaatkan akan menghasilkan hasil yang maksimal.
Ia menerangkan, pemerintah pusat terus mendorong pembangunan wilayah-wilayah pesisir dalam rangka pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia dan bagaimana melakukan optimalisasi terhadap potensi-potensi yang ada.
Menurut Bahil, bahwa luas wilayah yang begitu besar dengan melihat perkembangan ekonomi global hampir semua negara sudah bicara tentang ekonomi hijau.
“Kalau kita bicara ekonomi hijau, kita bicara tentang karbon, pesisir pantai salah satu penghasil karbon terbesar, lewat mangrove dan karang,” tutupnya. ***
Editorial: B1
Source: Infopublik