Bicaraindonesia.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan pemasangan box culvert sisi Manukan-Sememi rampung sebelum musim hujan, sekitar Bulan November 2019 mendatang. Sebetulnya, proyek ini merupakan multiyears yang mulai digarap tahun 2019-2020.
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan meskipun proyek ini
multiyears hingga tahun 2020, namun dia meminta kepada pihak pelaksana proyek
untuk menyelesaikan pemasangan box culvert sebelum Bulan November. Sebab, kalau
musim hujan airnya tidak bisa ditampung sehingga bisa meluber kemana-mana.
“Makanya, teman-teman
pelaksana proyek sudah menyiapkan pengerjaan box culvert itu sampai titik yang
sudah ditentukan, meskipun tidak tertutup, tapi box culvertnya sudah harus
terpasang, sehingga kalau musim hujan airnya tetap bisa mengalir lancar,” kata
Eri kepada wartawan saat sidak di lokasi proyek box culvert Manukan-Sememi,
Rabu (12/6/2019).
Namun begitu, ia
mengaku masih akan berkoordinasi lagi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) serta Linmas untuk memastikan musim hujan deras-derasnya
di bulan apa. Apabila datangnya di Bulan Oktober, maka ia akan meminta kepada
pelaksana proyek untuk melakukan percepatan pemasangan box culvertnya sebelum Bulan
Oktober. “Insya Allah bisa dikerjakan kalau pemasangan box culvertnya saja,”
ujarnya.
Menurut Eri, sebenarnya
proyek box culvert di jalur ini merupakan proses panjang yang dilakukan oleh
Pemkot Surabaya. Sebab, proyek box culvert ini membentang dari Girilaya hingga
tuntas di Benowo. Rinciannya, di Girilaya-Banyu Urip sepanjang 852 meter
dibangun tahun 2009 dengan menggunakan APBD, Banyu Urip Lor 2-Simo Pomahan
sepanjang 1.520 meter dibangun tahun 2010 dengan menggunakan APBD, Simo
Pomahan-Simo Jawar sepanjang 650 meter dibangun tahun 2011 dengan APBD.
“Kemudian, dari Simo
Jawa-Margomulyo sepanjang 2.988 meter yang dibangun pada tahun 2012-2014
menggunakan dana APBN. Selanjutnya, dari Margomulyo-Kali Balong sepanjang 500
meter yang dibangun pada tahun 2015, juga menggunakan dana APBN. Sisanya sampai
sekarang menggunakan APBD,” kata dia.
Lalu box culvert di
sisi Babat Jerawat sepanjang 600 meter dibangun tahun 2016 dengan APBD.
Kemudian dari Kandangan –Babat Jerawat sepanjang 2.400 meter dibangun pada
2017-2018 dengan APBD. Sedangkan yang dikerjakan tahun ini hingga tahun 2020 di
sisi Manukan-Banjar Sugihan sepanjang 1.000 meter juga menggunakan APBD.
Termasuk pula dari Banjar Sugihan-Sememi sepanjang 1.300 meter juga menggunakan
APBD.
“Jadi, total yang
digarap tahun 2019-2020 dari Manukan-Sememi sepanjang 2.300 meter. Proyek ini
menelan anggaran sebesar Rp 139 miliar lebih,” ungkap Eri.
Kemudian pada tahun
2020, Pemkot Surabaya masih akan melanjutkan proyek box culvert ini di sisi
Babat Jerawat-Benowo sepanjang 2.100 meter. Khusus sisi ini, anggarannya masih
belum ada karena masih akan direncanakan tahun depan.
Total secara
keseluruhan proyek box culvert dari Girilaya-Benowo sepanjang 13.910 meter
dengan total anggaran Rp 762 miliar. Dana itu berasal dari APBD sebesar Rp 472
miliar lebih dan dari APBN sebesar Rp 290 miliar lebih,” tegasnya.
Eri juga menambahkan
bahwa setiap proyek infrastruktur pasti akan menimbulkan dampak, seperti macet
dan sebagainya, sehingga dia berharap kepada masyarakat untuk bersabar karena
dampak proyek itu untuk kenyamanan masyarakat juga. “Saya berharap kepada
masyarakat, ayo saling support antara pemerintah dan masyarakat, sehingga bisa
bersinergi dan pembangunannya bisa lebih cepat,” pesannya.
Hingga saat ini proyek box culvert Manukan-Sememi sudah berjalan sesuai dengan kurva S atau schedule yang dibuat oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. Karena itu, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus memantau proyek tersebut supaya bisa rampung sesuai jadwal pelaksanaan.