Bicaraindonesia.id – Rally layar internasional “Sail to Natuna” yang digelar pada 10-15 Juni 2019 menjadi ajang untuk mempromosikan Natuna dan sekitarnya sebagai kawasan wisata Geopark Nasional.
Sebanyak 32 yachter (peserta) mancanegara yang ambil bagian dalam event tersebut diajak untuk menikmati keindahan beberapa destinasi wisata. Seperti Batu Sindu, Pulau Senua, Masjid Agung Natuna, dan Alif Stone Park.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati mengatakan, luas kawasan yang dimiliki Natuna memang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Geopark Nasional.
Letaknya terbentang dari bagian selatan hingga ke utara, dan menutupi hampir separuh sisi timur Pulau Bunguran. Batuan granit di dalamnya menjadi daya tarik utama dari situs Geopark Natuna ini.
“Konon, usia batuan granit tersebut sudah mencapai ratusan juta tahun. Sangat menarik untuk diteliti, setidaknya ada 8 geoside yang masuk dalam Geopark Natuna yaitu Pulau Akar, Batu Asah, Gunung Ranai, Pantai Gua, Kamak, Pulau Senua, Pulau Stanau, Senubing, dan Tanjung Datuk. Ini potensi wisata yang luar biasa,” kata dia di Jakarta, Jakarta, Rabu (12/6/2019)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Natuna Hardiansyah, menambahkan sertifikat penetapan atas status tersebut telah diterbitkan oleh Komite Nasional Geopark Indonesia di Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhir November 2018.
“Ini menjadi kebanggaan kita bersama, umumnya masyarakat Kepulauan Riau. Karenanya, kita harus menyatukan persepsi agar status Geopark Nasional meningkat menjadi Geopark Dunia,” kata dia.
Ia berharap, masuknya Natuna dalam jajaran Geopark Nasional menjadi nilai tambah bagi pariwisata lokal di wilayah itu dan sekitarnya.
“Kita juga perlu melibatkan masyarakat, agar status ini berimbas pada peningkatan kesejahteraan warga,” katanya,” tutupnya.