Bicaraindonesia.id, Surabaya – Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 menjadi ajang refleksi penting bagi generasi muda untuk memperkuat karakter dan semangat kebangsaan.
Anggota DPRD Jawa Timur, Fuad Benardi, menyerukan agar anak muda Indonesia membangun mental tangguh, solutif, dan berkarakter dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan Fuad dalam diskusi bertajuk “Pengembangan Jasa Industri Menuju Indonesia Emas 2045” di Hotel Leedon, Jalan Jaksa Agung Suprapto No.37, Surabaya, Selasa (28/10/2025).
Ia menilai, generasi muda masa kini menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan masa sebelumnya.
“Berbeda dengan pendidikan yang kami alami dulu, anak muda sekarang kurang tangguh menghadapi tantangan, terutama di dunia kerja. Banyak yang pilih-pilih pekerjaan,” ujar Fuad Benardi.
Fuad menegaskan, pernyataannya bukan bentuk kritik, melainkan refleksi agar pemuda lebih siap membangun ketangguhan mental di tengah arus globalisasi dan tekanan media sosial.
Menurutnya, kemandirian adalah fondasi penting dalam menghadapi dunia yang semakin kompetitif.
“Saat pendaftaran sekolah, yang bingung justru orang tuanya. Dulu kami daftar sendiri. Dari hal kecil seperti itu karakter terbentuk,” jelasnya.
Fuad juga mendorong anak muda untuk mempertajam minat dan keahlian di bidang masing-masing. Dengan spesialisasi dan fokus sejak dini, ia yakin peluang kerja akan terbuka luas.
“Kalau anak muda fokus pada spesialisasi sejak sekarang, peluang kerja akan datang dengan sendirinya. Saya yakin, generasi muda bisa menjawab tantangan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Selain menekankan pentingnya kemandirian, Fuad turut menyoroti isu pendidikan karakter dan pencegahan perundungan (bullying) di sekolah. Ia mengingatkan bahwa perundungan dapat merusak proses pembentukan karakter yang kuat dan empatik.
“Pendidikan karakter sangat penting. Jangan sampai bullying membuat karakter anak muda jadi lembek,” ujar Ketua Karang Taruna Surabaya periode 2019-2024 itu.
Ia menambahkan, lingkungan pendidikan yang aman secara psikologis menjadi dasar bagi tumbuhnya keberanian, rasa percaya diri, serta nilai-nilai saling menghormati antarindividu.
“Nilai-nilai persatuan, toleransi, dan saling menghormati sebagaimana semangat Sumpah Pemuda harus terus ditanamkan dalam pendidikan karakter,” ujarnya.
Fuad mengingatkan bahwa makna Sumpah Pemuda tidak sekadar peristiwa sejarah, melainkan komitmen yang harus terus diperbarui dalam kehidupan berbangsa. Persatuan, kata dia, tidak hanya diukur dari wilayah atau politik, tetapi juga dari tekad bersama membangun karakter dan kolaborasi lintas generasi.
“Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang kemajuan ekonomi dan teknologi, tapi tentang generasi yang berkarakter, berintegritas, dan bersatu dalam keberagaman,” pungkasnya. (*/Dap/A1)


