Bicaraindonesia.id, Bogor – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan spesies ikan gua buta baru di kawasan karst Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Spesies yang dinamai “Barbodes klapanunggalensis” ini merupakan ikan endemik yang hidup di perairan bawah tanah dengan karakteristik unik, seperti tubuh pucat dan tidak memiliki mata.
Penemuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim ahli dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, bekerja sama dengan Indonesian Speleological Society (ISS) dan Yayasan Species Obscura Indonesia.
Tim peneliti berhasil mengidentifikasi Barbodes klapanunggalensis sebagai spesies baru dari kelompok ikan gua buta.
Kunto Wibowo, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, menjelaskan bahwa ikan ini memiliki ciri khas yang sangat unik dibandingkan dengan spesies ikan gua lainnya.
“Ikan ini sepenuhnya buta, dengan mata yang telah mengalami reduksi dan hanya meninggalkan bekas berupa cekungan orbital yang tertutup kulit,” ujar Kunto dalam siaran persnya dikutip pada Sabtu (1/3/2025).
Selain itu, tubuh ikan ini tidak memiliki pigmen hitam (melanofor), sehingga terlihat putih keperakan dengan sirip transparan.
“Spesies ini memiliki sirip dada dan sirip perut yang relatif panjang, serta sisik aksial yang terletak di belakang sirip perut pendek dengan ujung membulat,” tambahnya.
Kunto menjelaskan bahwa Barbodes klapanunggalensis telah mengalami adaptasi morfologi yang sesuai dengan habitat gua yang gelap dan terisolasi.
“Ikan ini hidup di kolam-kolam kecil di dalam gua yang dialiri oleh air rembesan dari lantai gua. Kolam-kolam tersebut memiliki substrat tanah liat halus dan air yang jernih. Ikan ini cenderung diam di air yang tenang, namun akan aktif berenang ketika air terganggu,” jelasnya.

Saat ini, Barbodes klapanunggalensis hanya ditemukan di Gua Cisodong 1, yang berada di kawasan karst Klapanunggal.
Kawasan ini memiliki luas sekitar 66 km², namun hanya 9,96% yang mendapat perlindungan sebagai Kawasan Bentang Alam Karst Bogor.
Meskipun lokasi gua cukup terpencil dan sulit diakses, habitat ikan ini tetap menghadapi ancaman, terutama dari aktivitas penambangan batu kapur yang marak di daerah tersebut.
Penemuan spesies ini pertama kali terjadi pada Agustus 2020 oleh tim penjelajah gua dari Latgab Caving Jabodetabek, ISS, dan Gema Balantara.
Saat itu, lebih dari 20 individu ikan tanpa mata dan pigmen terpantau di dua lokasi berbeda di dalam gua, tetapi tidak ada spesimen yang berhasil dikoleksi.
Pada Juli 2022, tim peneliti kembali ke gua tersebut dan berhasil mengoleksi dua spesimen dari kolam yang sama. Spesimen ini kemudian diteliti secara mendalam hingga akhirnya dipastikan sebagai spesies baru.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys di laman zookeys.pensoft.net/article/135950 pada edisi terbaru.
Keberadaan Barbodes klapanunggalensis menambah daftar keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di ekosistem gua.
Saat ini, Indonesia memiliki enam spesies ikan gua endemik, dengan dua spesies Barbodes klapanunggalensis dan Barbodes microps, ditemukan di Jawa. Sementara itu, spesies lainnya tersebar di kawasan karst Sulawesi dan Papua Barat.
Keterbatasan habitat yang hanya ditemukan di satu gua membuat spesies ini sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Aktivitas penambangan batu kapur yang tidak terkendali dapat mengancam kelangsungan hidupnya.
Oleh karena itu, tim peneliti merekomendasikan perlindungan yang lebih ketat terhadap kawasan karst Klapanunggal, terutama dengan memperluas area konservasi yang ada.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami populasi dan ekologi spesies ini. Pelibatan masyarakat lokal dalam upaya konservasi juga dinilai penting agar Barbodes klapanunggalensis tetap lestari sebagai bagian dari kekayaan alam Indonesia. (*/Sp/B1)