BicaraIndonesia.id, Surabaya – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya telah menangani 321 kasus kebakaran Data tersebut tercatat selama periode Januari – 16 Oktober 2024.
Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani menyatakan bahwa memasuki puncak musim kemarau pada periode September-Oktober 2024, kasus kebakaran sering terjadi di lahan terbuka, maupun akibat korsleting listrik.
“Di area alang-alang banyak terjadi seperti itu, mungkin karena musim kemarau dan panas yang luar biasa, suhunya tinggi, anginnya kencang, dan ditambah masyarakat membakar sampah akhirnya tersambarlah semuanya,” kata Laksita Rini dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Kamis 17 Oktober 2024.
Karena itu, pihaknya berpesan kepada lurah dan camat di Surabaya agar lebih mengawasi lahan kosong yang ada di wilayahnya. Sehingga warga tidak asal membakar sampah.
“Khususnya saat musim kemarau saat ini, karena memang faktor terjadinya kebakaran bisa saja dari kelalaian manusia atau suhu alam,” tambahnya.
Menurut dia, kasus kebakaran juga marak terjadi akibat hubungan arus pendek listrik. Masyarakat diharapkan tidak lupa mematikan kipas angin, mencabut charger handphone yang tidak dipakai, maupun tidak menumpuk steker listrik yang dapat memicu konsleting listrik.
“Objek rumah terbakar karena konsleting listrik karena bisa menyambar dan mengakibatkan kebakaran. Maka kabel harus di cek, harus dilakukan pemeliharaan agar tidak memicu konsleting listrik,” kata dia.
Meski demikian, pihaknya memastikan bahwa DPKP Surabaya rutin menggelar sosialisasi dan simulasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kebakaran yang. Bagaimana cara menangani kejadian kebakaran pada 3 menit pertama.
“3 menit pertama itu menentukan, apakah api berpotensi membesar atau tidak. Warga sudah kita latih, jika terkait dengan kompor, mereka memadamkan dengan karung goni atau handuk basah, atau yang memiliki Apar bisa langsung memadamkan,” ujar Laksita Rini.
Ia menyebutkan bahwa saat ini masyarakat semakin aktif untuk mengikuti pelatihan, maupun proaktif melaporkan kejadian kebakaran melalui Command Center (CC) 112.
“Hasilnya dari beberapa kasus kebakaran yang terjadi, warga setempat berhasil memadamkan api. DPKP Surabaya yang meninjau lokasi pun tinggal melakukan pembasahan,” imbuhnya.
Selain peristiwa kebakaran, selama periode Januari-16 Oktober 2024, DPKP Surabaya juga menangani 1249 kejadian evakuasi. Terdiri dari 707 evakuasi hewan, 254 evakuasi orang, 70 evakuasi kendaraan, 3 evakuasi bangunan, 143 evakuasi objek alam, dan 72 evakuasi objek lain jenis.
“Evakuasi masih didominasi pada hewan, seperti ular dan lebah. Ada pula cincin yang tersangkut dan tidak bisa lepas pada jari, lalu kendaraan yang terperosok. Sehingga warga sering menghubungi 112 untuk meminta bantuan,” tutupnya. (*/C1)