BicaraIndonesia.id, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Elektronika, Organisasi Riset Elektronika dan Informatika berencana menciptakan purwarupa sistem jaringan detektor bawah air.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN, Yusuf Nur Wijayanto dalam Sosialisasi Rumah Program Hasil Riset Inovasi Jaringan Detektor Bawah Air Tahun Anggaran 2025 di Jakarta, Senin 9 September 2024.
Yusuf menyatakan bahwa pihaknya akan fokus dalam pengembangan teknologi monitoring bawah air untuk perairan Indonesia.
“Fokus utama program ini adalah menciptakan purwarupa sistem monitoring bawah air yang dapat memantau kualitas air, ekosistem perairan, dan keberlanjutan lingkungan,” kata Yusuf dalam siaran persnya dikutip pada Selasa 10 September 2024.
Ia menjelaskan, riset tersebut diharapkan menjadi pondasi transformasi ekonomi Indonesia. Terutama dalam memaksimalkan sumber daya alam maritim melalui teknologi inovasi.
Program yang dirancang dalam beberapa tahap ini, memiliki fokus awal pada pengembangan sistem sensor bawah air, perangkat pendukung, dan platform pengamatan bergerak mulai 2025 hingga 2029.
“Pada 2025, kami akan memulai dengan kajian komprehensif sistem pengamatan bawah air serta pengembangan perangkat keras dan lunak yang mendukung,” jelas Yusuf.
Tahap selanjutnya, di tahun 2026 akan lebih menekankan pada eksekusi pengembangan perangkat, dengan target integrasi dan pengujian pada tahun 2028.
Program ini diharapkannya dapat menghasilkan sistem pengamatan bawah air yang efektif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan Indonesia.
Yusuf menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar sektor, terutama dukungan dari berbagai elemen. Oleh karena itu, proyek ini akan terbuka untuk berkolaborasi baik dengan perguruan tinggi, industry maupun masyarakat.
“Kami sangat berharap dukungan dari kementerian, universitas, industri, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan sistem ini,” imbuhnya.
Ia berharap melalui proyek ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor maritim Indonesia. Adapun Output yang diharapkan meliputi purwarupa, publikasi internasional, dan kekayaan intelektual.
Beberapa aplikasi penting menjadi fokus pada rumah program ini. Seperti di antaranya, pemantauan kualitas air, biodiversitas, kebencanaan, keamanan, dan perubahan iklim.
“Kami akan mengembangkan sensor bawah air yang dapat memantau kondisi perairan, mulai dari kualitas air, volume sampah, hingga ekosistem perairan secara keseluruhan,” tutupnya. ***
Editorial: A1