Bicaraindonesia.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Ditjen Bina Marga tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 kilometer. Jembatan ini menghubungkan antara kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mendukung konektivitas bagi pengembangan wilayah selatan Kota Kendari. Yakni, daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin lancar, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
“Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian,” kata Menteri Basuki dalam laman resmi Kementerian PUPR, Selasa (25/8/2020)
Pemerintah telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari dengan dibangunnya Pelabuhan Bangkutoko (Kendari New Port) seluas 66 hektar. Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama.
Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 Hektar. Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar moda (20 Hektar), terminal multipurpose (32 Hektar), terminal penumpang (23 Hektar), dan tracking mangrove (24 Hektar).
Selain mendukung aksesibilitas pelabuhan baru, Jembatan Teluk Kendari juga akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari. Berdasarkan road map, panjang pembangunan jalan lingkar luar sekitar 40 kilometer yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.
Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan, Kementerian PUPR, Achmad Gani Ghazali Akman saat mengunjungi progres pembangunan Jembatan Teluk Kendari pada Senin (24/8/2020) mengatakan, pembangunan Jembatan Teluk Kendari ditangani oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Sulawesi Tenggara Ditjen Bina Marga dengan Konsorsium kontraktor adalah PT. PP dan PT Nindya Karya dengan biaya APBN sebesar Rp 800 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020.
Sementara itu, Kepala BPJN XXI Kendari (Sultra), Yohanis Tulak Todingrara mengatakan, pengerjaan konstruksi Jembatan Teluk Kendari terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 meter), approach span (357,7 meter), side span (180 meter), bentang utama atau main span (200 meter). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar. Progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 97,33 persen.
Jembatan Teluk Kendari juga akan mempermudah akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk. Sebab, masyarakat sebelumnya harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 kilometer dengan waktu tempuh 30-35 menit.
Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari, maka jarak semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit.
Source: Kementerian PUPR
Editorial: A1