Bicaraindonesia.id – Untuk membantu mendorong perekonomian warga, personel Pos Laktutus Satgas Pamtas RI-PNG mengajarkan cara pembuatan tempe kepada warga Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas RI-RDTL Sektor Timur, Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro mengatakan, bahwa pelatihan yang diberikan oleh anggota Pos Laktutus tersebut, merupakan langkah positif untuk menularkan sekaligus membantu meningkatkan perekonomian warga di perbatasan.
“Harapan kita masyarakat bisa memiliki penghasilan tambahan, selain dari pekerjaan sehari-hari. Sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian, khususnya di wilayah perbatasan,” kata Dansatgas di Mako Satgas, Atambua Barat, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/5/2021).
Dansatgas menjelaskan, proses pembuatan tempe yang diajarkan anggotanya ini tidaklah sulit, karena bahan-bahannya mudah diperoleh. Bahkan, dapat dilakukan di rumah saat malam sehingga tidak mengganggu pekerjaan masyarakat di siang hari.
“Mereka kita ajarkan tahap demi tahap sampai tempe siap dikonsumsi. Mulai dari pemilihan bahan-bahan, sampai resep takaran campuran yang pas antara ragi dengan kedelai sehingga enak untuk dimakan,” ungkap Bayu Sigit.
Ia pun mengapresiasi personel pos jajarannya yang tidak mengenal waktu dalam membantu masyarakat. Terlebih pelatihan tersebut dilakukan saat Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah.
Sementara itu, Danpos Laktutus, Serka Sudarmono yang terjun langsung bersama anggotanya untuk mengajarkan warga cara pembuatan tempa mengaku sangat senang dan bangga karena antusias warga terutama ibu-ibu desa setempat begitu besar.
“Saya senang, para ibu-ibu antusias mengikuti pelatihan pembuatan tempe yang kita ajarkan,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga yang ikut pelatihan pembuatan tempe, Mama Linda mengucapkan terima kasih kepada Pos Laktutus yang telah bersedia dengan senang hati mengajarkan cara pembuatan tempe dari awal hingga menjadi tempe mentah.
“Kita tunggu 2 sampai 3 hari ke depan baru bisa melihat hasilnya dan semoga kita bisa menikmatinya bersama,” ujarnya.
Ia juga berharap, jika praktek pembuatan tempe berhasil, Mama Linda akan mencobanya sendiri. Minimal untuk konsumsi sendiri atau bisa dijual sebagai tambahan uang dapur. (Dispenad / A1).