BicaraIndonesia.id, Surabaya – Nasib nahas dialami oleh Siti Alifah (48), seorang petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya.
Perempuan disabilitas tuna daksa ini menjadi korban pembegalan atau pencurian dengan kekerasan (Curas) di pedestrian Jalan Sedap Malam Surabaya, sekitar pukul 03.26 WIB pada Rabu 14 Agustus 2024.
Kepada awak media, Siti Alifah menceritakan kronologi pembegalan yang menimpa dirinya. Peristiwa itu terjadi saat ia sedang bekerja membersihkan tong sampah di pedestrian Jalan Sedap Malam.
Karena kondisi masih sepi, Siti tidak berani memarkir motornya. Sehingga ia membersihkan tong-tong sampah itu sembari mengendarai motor. Selain itu, karena ia juga memiliki keterbatasan fisik pada kaki, motor pun dikendarai untuk memudahkannya bekerja.
“Karena suasana masih sepi, saya tidak berani memarkir motor. Jadi motor itu saya naiki, sambil membersihkan tong sampah di pedestrian Jalan Sedap Malam,” ujar Siti Alifah, Rabu siang, 14 Agustus 2024.
Ketika sedang duduk di atas kendaraan karena membuat laporan kerja, tiba-tiba Siti dihampiri empat orang menggunakan dua kendaraan. Satu motor Honda PCX posisi naik di atas pedestrian dan berhenti di sebelahnya. Sedangkan motor Suzuki Satria FU, berhenti di bawah pedestrian.
“Saya kaget tiba-tiba didatangi empat orang. Satu motor (Honda PCX) berhenti di sebelah saya, lalu motor Satria berhenti di bawah pedestrian. Nah, dua orang yang dibonceng itu turun, langsung merebut motor saya,” kata dia.
Siti sempat memohon belas kasihan kepada komplotan begal. Sebab, motor Honda Beat itu merupakan satu-satunya yang dia miliki dan digunakan setiap hari untuk bekerja.
“Saya sempat bilang ke mereka, ojok aku poo mas, aku wong gak duwe, aku wong cacat, sampean kok mentolo, (Jangan saya mas, saya orang miskin, saya orang disabilitas, anda kok tega dengan saya),” cerita Siti sambil mengusap air mata.
Meski sempat memohon welas asih, komplotan begal ini tetap saja merampas motor Honda Beat L 6616 LO milik Siti dan langsung kabur menuju arah Grand City Surabaya.
“Karena ditodong celurit, saya gemetar ketakutan, akhirnya saya turun, dan motor saya mereka rebut. Orang yang menaiki motor saya itu yang dibonceng Satria,” ujar warga Panjang Jiwo Surabaya tersebut.
Sebelumnya, Siti tak menyangka jika keempat orang tersebut adalah komplotan begal. Sebab, motor para pelaku sempat melintas dari arah Jalan Walikota Mustajab menuju Jalan Sedap Malam. Namun sampai di pertigaan depan Masjid Al Muhajirin, para pelaku kemudian putar balik.
“Mereka tidak kelihatan seperti berandalan, pakaiannya rapi, jadi saya tidak curiga, tidak memiliki pikiran negatif. Tapi saya sempat berpikir, orang-orang ini bagaimana sih, jalan sudah ditutup portal (barrier), kok lewat trotoar (pedestrian),” ungkap Siti.
Atas kejadian tersebut, Siti langsung melapor ke Polsek Genteng Polrestabes Surabaya. Laporan korban pun diterima dengan Surat Tanda Terima Laporan Pengaduan Nomor: STTLP/ 160/VIII/2024/ RESKRIM/ POLRESTABES/SPKT POLSEK GENTENG.
“Sebelum subuh, saya diantar petugas Satpol PP bawa mobil laporan ke Polsek Genteng. Dari sana, sama petugas polsek saya disuruh balik, karena kondisi masih syok. Akhirnya saya kembali laporan ke polsek sekitar pukul 09.00 WIB,” tandasnya. (*/C1/An)