BicaraIndonesia.id, Bandung – Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, membuka acara Temu Mitra Wirausaha bertajuk “Kolaborasi Memperkuat Pembangunan SDM Sektor Pertanian untuk Mewujudkan Ekosistem Wirausaha yang Tangguh” di Bandung Barat, Jawa Barat, pada Sabtu 23 November 2024.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) sektor pertanian guna menciptakan ekosistem wirausaha yang tangguh.
Dalam kesempatan itu, Menaker Yassierli menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan. Terutama, untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.
“Persoalan lapangan kerja ini adalah masalah kita bersama, bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah dan industri,” ujar Yassierli dalam keterangannya dikutip pada Senin, 25 November 2024.
Yassierli juga memberikan apresiasi kepada Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat atas inisiatif gerakan “Bangga Menjadi Petani” yang disampaikan dalam pidato pembukaan acara.
Menurutnya, gerakan tersebut sangat relevan dalam mengubah stigma negatif terhadap profesi petani dan mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Ia menyatakan bahwa gerakan tersebut sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.
Menaker menegaskan bahwa Presiden telah meminta seluruh kementerian dan lembaga untuk memperkuat sektor pertanian demi mencapai tujuan tersebut.
“Petani itu mulia. Masa depan petani tidak suram jika dilakukan dengan produktivitas tinggi dan inovasi, seperti memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pertanian,” tambah Yassierli.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Yassierli menegaskan bahwa Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat, yang merupakan unit pelaksana teknis pusat (UPTP) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), siap memberikan sertifikasi bagi lulusan SMK Pertanian di Bandung Barat.
Selain itu, BPVP juga berkomitmen mendukung berbagai kebutuhan pelatihan untuk memperkuat keterampilan petani muda.
“BPVP hadir untuk meningkatkan keterampilan, memberikan sertifikasi, dan mempertemukan mitra wirausaha demi membangun ekosistem pertanian yang lebih maju,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yassierli berbagi pandangannya tentang masa depan profesi petani di Indonesia. Ia mengungkapkan pengalaman pribadinya saat tinggal di Amerika Serikat, dimana sektor pertanian tumbuh pesat berkat dukungan teknologi canggih.
Ia melihat ini sebagai tantangan sekaligus peluang bagi sektor pertanian Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas.
Yassierli juga menekankan bahwa menjadi petani bukan hanya profesi yang bermanfaat secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat sosial yang luas. Produk pertanian adalah kebutuhan pokok yang mendukung kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
“Jadi gerakan bangga menjadi petani itu menurut saya sudah sangat tepat sekali,” tutup Yassierli. (*/Eki/C1)