Bicaraindonesia.id, Malaysia – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, melakukan kunjungan kehormatan ke Kuala Lumpur dan Putrajaya, Malaysia pada Rabu 3 Juli 2024.
Dalam kesempatan itu, Menlu RI bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim, serta mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato’ Seri Utama Haji Mohamad Bin Haji Hasan.
Kunjungan Menlu RI ini merupakan balasan setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri Malaysia berkunjung ke Jakarta pada bulan Februari lalu.
Salah satu poin utama dalam pertemuan ini adalah pembahasan mengenai negosiasi batas darat antara Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Sebatik.
Menlu Retno Marsudi menyampaikan perkembangan positif terkait selesainya negosiasi dua segmen darat di Pulau Sebatik dan Sinapad-Sesai. Kedua belah pihak berencana menuangkan hasil negosiasi ini dalam Memorandum of Understanding (MoU).
“Proses teknis untuk segmen West Pillar ke AA-2 di Pulau Sebatik telah mencapai tahap akhir. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan field plan sebagai lampiran MoU,” jelas Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan persnya di Jakarta dikutip pada Jumat 5 Juli 2024.
Selain batas darat, negosiasi batas maritim juga menjadi agenda penting. Negosiasi masih berlangsung untuk wilayah Intertidal dan Gap area di Laut Sulawesi.
Menlu Retno menyatakan pentingnya konsistensi dalam mematuhi MoU Common Guidelines demi menjamin keselamatan nelayan di wilayah yang belum ditetapkan batas maritimnya.
“Di dalam pertemuan bilateral, saya juga mengangkat pentingnya kedua pihak untuk konsisten mematuhi MoU Common Guidelines, guna menjamin keselamatan para nelayan di wilayah yang belum ditetapkan batas maritimnya,” ujarnya.
Dalam pertemuan bilateral itu, isu perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia juga diangkat.
Menlu Retno mengusulkan pembentukan mekanisme bilateral khusus untuk menangani dan menyelesaikan kasus pekerja migran Indonesia di Malaysia.
“Kita juga membahas kerja sama penanganan TPPO termasuk dalam konteks ASEAN, mengingat semakin meningkatnya kasus TPPO di kawasan,” ungkap Menlu Retno.
Retno Marsudi juga menyoroti pentingnya akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
“Terdapat sedikitnya 57 Sanggar Bimbingan di Semenanjung Malaysia yang menyediakan pendidikan dasar bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pendidikan adalah isu penting dalam kerja sama dengan Malaysia,” ujarnya.
Selain isu bilateral, kedua Menlu juga membahas situasi di Myanmar dan Palestina. Indonesia dan Malaysia memiliki posisi yang sama dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan berkomitmen untuk mendukung solusi dua negara.
Kedua negara sepakat untuk bersikap tegas di berbagai forum internasional dan terus memberikan dukungan bagi Palestina.
“Indonesia dan Malaysia memiliki keprihatinan yang sama terhadap situasi di Palestina. Kedua negara juga memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung kemerdekaan Palestina,” jelasnya. (*/A1)