Bicaraindonesia.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi kepada 1.000 Seniman dan 240 Juru Pelihara Cagar Budaya Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/4/2022).
Apresiasi ini diberikan kepada 1.000 orang seniman berupa uang tunai masing-masing Rp 500 ribu, paket sembako, paket alat kesehatan dan uang transportasi sebesar Rp 250 ribu. Sedangkan untuk juru pelihara cagar budaya, diberikan apresiasi kepada 240 orang dengan masing-masing sebesar Rp 1,1 juta, paket sembako, paket alat kesehatan, dan uang transportasi sebesar Rp 250 ribu.
Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa apresiasi ini merupakan ungkapan terima kasih atas dedikasi dan loyalitas para seniman dan juru pelihara cagar budaya terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya di Jawa Timur.
Menurutnya, aelama ini para seniman dan juru pelihara cagar budaya terus menjaga eksistensi kekayaan budaya warisan leluhur dan terus ada di tengah pesatnya arus modernisasi dan digitalisasi.
Selain itu, pemberian apresiasi ini adalah bentuk motivasi dan pendorong semangat agar terus berkarya dan meringankan beban seniman dan juru pelihara cagar budaya yang tentu sangat terdampak akibat pandemi Covid-19.
Orang nomor satu di Jatim itu pun mengajak semua pihak ikut merawat, menjaga dan melestarikan budaya dan cagar budaya. Karena dua hal tersebut adalah bagian kekayaan dan warisan leluhur yang harus terjaga eksistensinya.
“Ini wujud terima kasih dan apresiasi kami pada seluruh seniman dan juru pelihara cagar budaya yang telah menjaga dan merawat warisan seni budaya kita. Terkadang ini jadi bagian yang seringkali terlupakan bahwa cagar budaya kita harus dirawat dijaga dan dilestarikan karena banyak kearifan-kearifan yang ada di dalamnya,” kata Gubernur Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan, bahwa pemberian apresiasi kepada seniman dan juru pelihara cagar budaya telah selaras dengan ajaran yang disampaikan oleh Sunan Drajat salah seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
“Sunan Drajat mengajarkan agar kita bisa memberikan tongkat kepada orang yang buta (wenehono tongkat marang wong kang wuto), memberikan pakaian kepada yang tidak berbusana (wenehono sandang marang wong kang wudo), memberikan payung kepada orang yang kehujanan (wenehono payung marang wong kang keudanan) dan memberikan makanan kepada orang yang lapar (wenehono pangan marang wong kang kaliren),” jelas dia
“Jadi kenapa tadi saya menyampaikan wejangan dari Sunan Drajat karena relevansinya di bulan Ramadhan memang sangat kuat sekali. Kearifannya dalam sekali,” sambungnya.
Gubernur Khofifah menerangkan, bahwa ajaran Sunan Drajat tersebut sesungguhnya harus dimaknai lebih luas, tidak cukup hanya memaknai secara harafiah saja. Seperti halnya memaknai kata buta dengan ketidakmampuan melihat kebenaran, lalu memaknai kata payung dengan perlindungan, kesejahteraan dan keadilan.
“Ada nilai-nilai kemanusiaan yang luar biasa yang diajarkan oleh Sunan Drajat,” jelas Gubernur Khofifah.
Oleh karena itu, Gubernur Khofifah menuturkan bahwa pemberian apresiasi kepada mereka khususnya penjaga situs dan cagar budaya adalah bagian dari upaya menjaga dan melestarikan termasuk filosofi kehidupan untuk diteladani dan diamalkan seperti yang diberikan oleh Sunan Drajat. Terlebih saat ini bertepatan dengan Bulan Suci Ramadan 1443 H.
“Selagi bulan Ramadan ada lipatan pahala yang luar biasa, bulan Ramadan juga disebut bulan yang banyak dianjurkan untuk memberi atau bulan yang dianjurkan untuk saling tolong-menolong, berbagi dan bersedekah di bulan Ramadan tentu akan berlipat ganda pahalanya,” tuturnya. (SP/HD1/A1)