Bicaraindonesia.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti prosesi penyatuan tanah dan air di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022).
Proses penyatuan tanah dan air yang dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut, turut diikuti seluruh gubernur se Indonesia. Setiap gubernur, membawa air dan tanah dari masing-masing daerah untuk disatukan dalam sebuah Kendi Nusantara.
Tak terkecuali Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang membawa tanah dan air dari pusatnya Pulau Jawa. Untuk tanah, dia mengambil dari Gunung Tidar di Magelang.
“Tanah dan air keramat yang saya pilih untuk disatukan dg (dengan) Tanah dan Air dr (dari) seluruh penjuru bumi nusantara. Untuk tanah, saya ambil dari pusatnya Tanah Jawa, yaitu di Gunung Tidar Magelang. Di sinilah marabahaya yg (yang) mengancam Jawa ditaklukkan,” tulis Gubernur Ganjar melalui instagram pribadinya @ganjar_pranowo sebagaimana dikutip pada Selasa (15/3/2022).
Dalam unggahannya itu, Gubernur Ganjar juga sedikit menceritakan mengenai sejarah Gunung Tidar. Hal itu yang menjadi salah satu alasannya memilih tanah dari Gunung Tidar untuk kemudian disatukan di IKN Nusantara.
“Untuk menjaga keseimbangan, sebuah rajah ditancapkan di Gunung Tidar. Beliau adalah Syech Subakir. Rajah, makam dan senjata beliau dimakamkan di sana dan bisa kita temui hingga kini,” ujar dia.
Sementara untuk air, Gubernur Ganjar mengambil dari sebuah pertapaan di Gunung Lawu. Dia menyebut, jika di lereng Gunung Lawu ada sebuah sendang atau petirtaan yang bernama Bancolono. Sendang itu dikatakannya juga banyak dimanfaatkan oleh para tokoh dari dulu hingga sekarang.
“Di dekat pertapaan itu ada dua sendang yaitu Sendang Lanang dan Sendang Wedok. Siapapun yg (yang) samadi (semedi) di sana selalu memanfaatkan sendang itu untuk bersuci. Konon, raja-raja di Tanah Jawa juga melakukan hal seperti itu,” terang dia.
Menurut dia, dua tempat itu yakni Gunung Lawu dan Gunung Tidar diyakini menyimpan energi positif yang sangat besar. Oleh sebab itu, tanah dan air dari kedua gunung tersebut dipilih Gubernur Ganjar untuk disatukan di IKN Nusantara.
“Dua tempat itu diyakini menyimpan energi positif yang sangat besar. Besarnya energi dan manfaat yang dihasilkan, saya kirim untuk disatukan di Ibu Kota Negara Nusantara. Insya Allah tanah dan air itu menjadi satu dari sekian penguat yang ditanam di sana,” tutupnya. (*/A1)