Bicaraindonesia.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kecepatan kerja Pemerintah dan Forkopimda Kabupaten Lumajang dan pihak terkait dalam menyiapkan lahan relokasi untuk membangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak APG (Awan Panas Gugura) Semeru.
Hal tersebut disampaikan Gubenur Khofifah saat meninjau proyek hunian untuk setiap kepala keluarga yang rumahnya rusak berat di Kabupaten Lumajang, Rabu (5/1/2022). Nantinya, masing-masing keluarga akan mendapat bagian tanah kavling dengan ukuran 10×14 meter lengkap dengan bangunan ukuran 10×14 meter.
Gubernur Khofifah menilai, bahwa pengerjaan huntara ini patut mendapat apresiasi. Pasalnya, dari proses perizinan hingga peletakan pondasi, berjalan sangat cepat. APG Semeru terjadi tanggal 4 Desember 2021 sore hari. Sedangkan tanggal 5 Januari 2022, land cleaning sudah selesei. Bahkan, pemadatan sudah selesai 41 hektar dari total 81 hektar dengan kondisi siap dibangun.
“Kita semua harus memberikan apresiasi yang luar biasa. Saya sendiri tidak menyangka bahwa ada percepatan yang luar biasa dan penyiapan huntara ini mulai dari proses perizinan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, land clearing juga sangat cepat hingga sekarang sampai pada proses pemadatan akhirnya siap bangun,” kata Gubernur Khofifah.
Sebagai informasi, huntara dan huntap yang akan dibangun merupakan tipe 60. Di mana, huntara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling dengan luas bangunan ukuran 6×4 meter. Sedangkan huntap, akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6×6 meter.
Orang nomor satu di Jatim tersebut menjelaskan, lahan yang akan dipergunakan untuk huntara dan huntap, memiliki luas 81 hektar dan berada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro Lumajang. Lahan tersebut, berkapasitas tampung sebanyak 2000 rumah lengkap fasum, fasos serta fasilitas ekonomi.
Saat ini, lahan tersebut sedang dalam proses penyiapan dibangun untuk huntara seluas 40 Ha. Nantinya, tahap II lahan yang akan diproses adalah seluas 41 Ha. Proses ini melibatkan Tim Kodim 0821 Lumajang, Yon Zipur 10, BBWS Brantas, Polres Lumajang serta PUPR.
Selain itu, ada pula lahan di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo dengan luas 9,4 hektar. Saat ini izinnya diproses pengajuan ulang karena ada pergeseran lokasi.
Huntara ini, terang Gubernur Khofifah, didesain dengan detail. Sehingga ketika selesai, huntara ini bisa jadi kamar tambahan atau dapur bahkan dalam site plan relokasi ini akan ada fasilitas ibadah, pendidikan, ekonomi bahkan GOR. Hasilnya, huntara ini akan menjadi prototype bagi huntara-huntara di daerah lain.
“Selain itu, huntara ini akan bisa menggerakkan ekonomi para penghuni di sini karena ada sektor ekonomi yang disiapkan sesuai dengan kultur masyarakatnya yaitu berkebun, bertani dan beternak. Di mana, akan ada peternakan yang disiapkan di area ini,” jelasnya.
Dia juga meyakini, jika semua huntara selesai dibangun, ke depan akan menjadi smart village atau Bumi Semeru Damai. Bahkan, saat ini juga sedang dibangun akses jalan, saluran air serta aliran listrik.
“Dan yang lebih penting lagi area ini jauh dari aliran lahar dingin maupun awan panas guguran Semeru,” imbuh mantan Menteri Sosial (Mensos) RI tersebut.
Sementara itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengapresiasi dukungan Gubernur Khofifah. Ia mengaku, sinergitas yang terjalin antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten, berjalan harmonis sehingga evakuasi dan perbaikan dapat berjalan cepat.
“Terima kasih saya haturkan sedalam-dalamnya untuk Gubernur kita yabg tercinta. Berkat dukungan dan kerjasama kita semua, Alhamdulillah upaya-upaya yang kita lakukan untuk masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan cepat,” tutupnya. (SP/HD1/A1)