Bicara Indonesia
  • Beranda
  • Bicara Nasional
    • Bicara Pemerintah
    • Bicara Politik
  • Bicara Hankam
  • Bicara Hukum
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Lifestyle
  • Indeks
Aa
Bicara Indonesia
Aa
  • Beranda
  • Bicara Nasional
  • Bicara Hankam
  • Bicara Hukum
  • Bicara Edunesia
  • Bicara Ekonomi
  • Bicara Lifestyle
  • Indeks
Search
  • Kategori
    • Bicara Global
    • Bicara Peristiwa
    • Bicara Kementerian
    • Bicara BUMN
    • Bicara Lembaga
    • Bicara Energi
    • Bicara Maritim
    • Bicara Transportasi
  • Kategori
    • Bicara Wisata
    • Bicara Komunitas
    • Bicara Olahraga
    • Bicara Misteri
    • Bicara Khazanah
    • Bicara Jatim
    • Bicara Jateng
    • Bicara Jabar
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Copyright 2022 - Bicaraindonesia.id

Kurang Satu Dekade, Gletser Papua Diperkirakan Mencair

Redaksi Minggu, 15 Desember 2019
Share
SHARE

Bicaraindonesia.id – Baru-baru ini, sebuah studi terbaru menyatakan, akan ada ancaman yang segera ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap lapisan es di negara-negara tropis.





Tak banyak yang mengetahui, meski berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis, Indonesia memiliki Gletser. Itu berada di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya, Papua. Sayangnya, dalam berita yang diulas Rappler, gletser itu bakal meleleh dengan cepat.





Para ahli memperkirakan, geltser Indonesia akan mencair sehingga bisa menghilang dalam satu dekade. Sebuah studi terbaru mengatakan, akan ada ancaman yang segera ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap lapisan es di negara-negara tropis.





Ketika pertemuan COP 25 berakhir di Madrid, negara-negara berjuang untuk menyelesaikan aturan untuk perjanjian iklim Paris 2015, yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global.





Ribuan kilometer jauhnya, gletser di pegunungan di wilayah Papua dan beberapa lainnya di Afrika dan Andes Peru, mendapatkan peringatan dini tentang melelehnya gletser. Sehingga, mereka harus siap dengan apa yang mungkin dihadapi jika itu sungguh-sungguh terjadi.





“Karena ketinggian yang relatif rendah dari gletser (Papua), ini akan menjadi yang pertama,” kata Lonnie Thompson, salah satu penulis penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.





Musim panas ini, Islandia berduka atas mencairnya Okjokull, gletser pertamanya akibat perubahan iklim, di tengah peringatan bahwa sekitar 400 lainnya di pulau subarctic berisiko memiliki nasib yang serupa.





Sementara itu, sebuah tim peneliti di Swiss, memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca yang tidak terkendali dapat melihat lebih dari 90 persen gletser di Pegunungan Alpen menghilang pada akhir abad ini.





Akibat dari cepatnya proses pencairan gletser, terutama lapisan es di Greenland dan Antartika akan mendorong kenaikan permukaan laut, mengancam kota-kota besar pesisir dan negara-negara pulau kecil. Gletser juga merupakan sumber air utama bagi puluhan juta orang.





GLETSER TROPIS





Tolok ukur mencairnya gletser biasanya dikaitkan pada negara-negara yang memiliki pegunungan es dan bercuaca lebih dingin. Namun, mencairnya gletser di wilayah tropis seperti di Indonesia, merupakan penanda utama dampak kenaikan suhu global.





“Gletser tropis lebih kecil besarannya dan karenanya waktu respons mereka terhadap perubahan iklim lebih cepat dibandingkan dengan gletser dan lapisan es yang lebih besar,” kata Glasiolog Donaldi Permana yang juga seorang penulis studi tersebut.





Sebelumnya, ada sebuah perkiraan yang menunjukkan bahwa gletser Papua telah menyusut sekitar 85 persen dalam beberapa dekade terakhir.





Studi terbaru menyebutkan, gletser yang pernah menutupi sekitar 20 kilometer persegi telah menyusut menjadi kurang dari setengah kilometer persegi. Ada juga peningkatan lebih dari lima kali lipat dalam tingkat penipisan es selama beberapa tahun terakhir.





“Situasi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan karena pembentukan es tidak lagi terjadi – hanya resesi gletser. Gletser dalam bahaya dan menghilang dalam kurun waktu kurang dari satu dekade,” kata Permana.





Pencairan gletser juga telah diperburuk oleh fenomena El Nino, yang menyebabkan suhu lebih hangat dan curah hujan berkurang.





“Mengurangi emisi gas rumah kaca dan menanam lebih banyak pohon mungkin dapat memperlambat resesi es di Papua,” ujar Permana.





Namun, mereka percaya akan sangat sulit untuk mencegah gletser tersebut mencair. Selain dampak lingkungan, hilangnya gletser juga akan menjadi kerugian budaya bagi beberapa orang asli Papua yang menganggap mereka suci.





“Gunung dan lembah adalah lengan dan kaki dewa mereka dan gletser adalah kepala,” kata Thompson, seorang profesor di Ohio State University.





Editor: A1
Source: Rappler


TAGGED: Gletser Mencair, Gletser Papua, Global Warming, Pegunungan Jaya Wijaya, Puncak Jaya Wijaya
Redaksi Minggu, 15 Desember 2019
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dirgahayu BIN

Bicara Terkini

Polisi mengungkap jaringan pengedar uang palsu beberapa waktu lalu | dok/photo: Humas Polri
Bareskrim Polri Luncurkan Aplikasi Pendeteksi Uang Rupiah Palsu
Redaksi Kamis, 19 Mei 2022
Ilustrasi: Pemusnahan Barang Bukti Kapal Illegal Fishing di Pontianak, Minggu (6/10/2019) | dok/photo: Humas KKP
KKP dan Bakamla Perkuat Kerja Sama Pengawasan di Laut
Editor Kamis, 19 Mei 2022
Upacara serah terima jabatan Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad | dok/photo: Penkostrad
Pangkostrad Pimpin Sertijab Pangdivif 1 Kostrad
Redaksi Rabu, 18 Mei 2022
Monumen Tugu Muda Semarang | dok/photo: Pemkot Semarang
Jateng Jadi Tuan Rumah Jambore Penyuluh Antikorupsi Nasional
Admin Rabu, 18 Mei 2022

Terpopuler

Presiden Jokowi saat berpidato secara virtual pada Global Covid-19 Summit di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis, 12 Mei 2022 | dok/photo: BPMI Setpres
Presiden Dorong Kerja Sama untuk Atasi Pandemi dan Perkuat Arsitektur Kesehatan Dunia
Redaksi Jumat, 13 Mei 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Bunda PAUD Surabaya Rini Indriyani saat menyerahkan beasiswa penghafal kitab suci | source: IG/@ericahyadi
Ribuan Penghafal Kitab Suci di Surabaya Terima Beasiswa
Editor Sabtu, 14 Mei 2022
Presiden Jokowi menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS, di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Washington DC, Jumat (13/05/2022) | dok/photo: BPMI Setpres/Laily Rachev
Indonesia Serukan Hentikan Perang di Ukraina
Redaksi Sabtu, 14 Mei 2022
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat bertemu dengan para nelayan beberapa waktu lalu | dok/photo: Pemprov Jatim
Nilai Tukar Nelayan di Jatim Meningkat
S. Hadi Minggu, 15 Mei 2022

Baca Berita Lainnya:

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah-batik) saat menjenguk korban kecelakaan di RS Citra Medika Mojokerto, Senin (16/5/2022) petang | dok/photo: Bicara Indonesia
Bicara Peristiwa

Jenguk Korban Kecelakaan di RS, Eri Cahyadi Siapkan Langkah Taktis Penanganan

Selasa, 17 Mei 2022
Jaksa Agung RI Burhanuddin | dok/photo: Puspenkum
Bicara HukumPilihan Editor

Masyarakat Dukung Kejagung Tuntaskan Kasus Ekspor CPO

Selasa, 17 Mei 2022
Korban kecelakaan saat dirawat di rumah sakit | dok/photo: Humas Jasa Raharja Jatim
Bicara Peristiwa

Jasa Raharja Jatim Jamin Santunan Korban Laka Lantas di Raya Tol Sumo

Senin, 16 Mei 2022
Pesawat asing saat mendarat di Lanud Hang Nadim Batam | dok/photo: Dispen AU
Bicara Hankam

Masuk Wilayah Indonesia Tanpa Izin, TNI AU Perintahkan Pesawat Asing Mendarat

Sabtu, 14 Mei 2022

Copyright 2022 - Bicaraindonesia.id

  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak Kami
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?